Kepala Lembaga Riset Kebencanaan IA-ITB Heri Andreas mengatakan, banjir rob diperparah oleh terjadinya gelombang tinggi dan jebolnya tanggul di beberapa tempat.
"Laju atau kecepatan penurunan tanah di Semarang, Pekalongan, dan Demak saat ini ada yang mencapai 10 hingga 20 sentimeter per tahun. Ini merupakan laju tercepat yang tercatat di dunia," ujar Heri diberitakan Kompas.com, Senin (30/5/2022).
Dampak penurunan permukaan air tanah yang signifikan ini sangat dirasakan oleh warga kawasan pesisir Kota Semarang.
Seperti yang terjadi di Kampung Tambaklorok, Kelurahan Tanjung Emas.
Warga harus menghabiskan uang puluhan juta rupiah setiap tahun untuk meninggikan rumah karena muka tanah terus turun.
Warga Tambaklorok, Amron mengatakan, saat ini bangunan rumahnya yang sebelumnya dua lantai kini hanya tersisa satu lantai.
"Teras yang kita duduki ini dulunya itu atap rumah. Sekarang jadi teras," jelas dia diberitakan Kompas.com, Selasa (31/5/2022).
Jika dihitung, Amron sudah enam kali meninggikan rumahnya agar tidak tenggelam saat ada banjir rob.
Baca juga: Sudah Seminggu Warga Tambakrejo Semarang Terendam Banjir Rob, 80 KK Terdampak
Wali Kota Semarang Hendrar Prihadi menyebut, faktor paling dominan yang menjadi penyebab penurunan permukaan tanah yakni penggunaan air tanah berlebihan.
"Sumbangan terbesar penurunan tanah adalah pemakaian air tanah," jelas Hendrar diberitakan Kompas.com, Senin (30/5/2022).
Berdasarkan data yang diperolehnya, sampai saat ini masih banyak perusahaan di Kawasan Industri Tanjung Emas Semarang yang menggunakan air tanah.
Untuk mengatasi penurunan permukaan tanah di Kota Semarang, perlu adanya tim gabungan untuk menyosialisasikan kepada pelaku usaha.
"Kita memang perlu sosialisasikan agar ada perpindahan dari air tanah ke air PDAM," ungkap dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.