Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Anak-Anak di Riau Terjang Banjir ke Sekolah, Takut tapi Ingin Belajar

Kompas.com - 01/11/2022, 21:18 WIB
Idon Tanjung,
Reni Susanti

Tim Redaksi

Menurut Budi, banjir sudah dirasakan warga selama bertahun–tahun. Kondisi ini sangat berdampak kepada ekonomi warga, khususnya dalam bidang pertanian.

Seperti hasil panen padi warga tidak lagi melimpah seperti dulu.

"Banjir ini sudah lima tahun terakhir terus terjadi. Bukan tahun ini saja. Harus ditindaklanjuti oleh pemerintah dengan mencari solusi. Pertanian kami terendam, mau distribusi hasil kebun juga sangat sulit. Sangat besar dampaknya," ungkap Budi.

Sementara itu, Budi mengimbau warganya untuk selalu berhati–hati saat beraktivitas di tengah banjir. Sebab, dikhawatirkan terjadi serangan buaya terhadap manusia.

"Sudah ada laporan warga yang lihat buaya di dusun empat, dan sudah saya tindaklanjuti dengan melapor ke Damkar (Pemadam Kebakaran). Jadi, warga kita minta waspada," sebut Budi.

Limbah Sawit

Selain di Desa Kuala Sebatu, banjir juga merendam permukiman warga Desa Pasir Emas Kecamatan Batang Tuaka dan Desa Sialang Panjang, Kecamatan Tembilahan Hulu. Ada ratusan rumah warga yang terdampak.

Banjir ini tidak serta merta terjadi karena curah hujan tinggi atau meluapnya Sungai Batang Tuaka.

Namun, aktivitas pembuangan limbah dari perusahaan sawit yang berada di wilayah tersebut diduga turut memperparah kondisi banjir selama ini.

Perusahaan sawit itu diduga telah membuat kerusakan lingkungan.

Dimana limpahan air areal perusahaan mengalir ke Desa Kuala Sebatu, serta sejumlah desa yang berbatasan langsung dengan kawasan industri perusahan tersebut. Seperti Desa Pasir Emas dan Desa Sialang Panjang.

Ketua Aliansi Pemuda dan masyarakat Desa Kuala Sebatu, Hasanuddin mengaku, menyaksikan sendiri lebih dari 10 kanal perusahaan itu tembus ke Desa Kuala Sebatu.

"Pembuangan perusahaan ini tidak ada ke lain tempat. Hanya kepada kami. Pembuangan di desa kami itu buntu. Selain buntu, hanya ada satu pembuangannya di simpang parit 1 Sialang Panjang," kata Hasanuddin kepada wartawan, Selasa.

Ia meminta agar perusahaan tidak mengalirkan air ke arah Desa Kuala Sebatu dan Pasir Emas atau diminta membuat kanal gajah.

Selain itu, kata dia, apabila terjadi luapan air, pihak perusahaan tidak membuka pintu tanggul, serta melakukan normalisasi dan perawatan sungai dari Desa Kuala Sebatu sampai ke Desa Sungai Raya.

"Akibat banjir ini, di Kecamatan Batang Tuaka hampir 1.500 petani kehilangan mata pencaharian akibat lahan pertanian mereka rusak parah, bahkan tidak produktif lagi untuk dikelola," sebut Hasanuddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Polisi Masih Buru Pembuang Bayi dalam Ember di Semarang

Regional
Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Penuturan Eks Anggota OPM yang Kembali ke NKRI: Ingin Perbaiki Keluarga dan Kehidupan

Regional
Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Oknum HRD di Halmahera Selatan Diduga Pakai Data 45 Karyawan untuk Pinjol

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Selasa 7 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Ketum GP Ansor Gus Addin Sebut Haerul Amri Aktivis Sejati NU

Regional
Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Polisi Buru Selebgram soal Arisan Bodong di Bengkulu, Kerugian Rp 2 Miliar

Regional
Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Hadi Santoso Gantikan Quatly Abdulkadir Alkatiri Jadi Wakil Ketua DPRD Jateng

Regional
Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Terobos Palang Pintu, Motor Terserempet Kereta di Banyumas, 2 Orang Tewas

Regional
Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Laporkan Pelecehan Seksual, Mahasiswi PKL Jadi Tersangka UU ITE

Regional
4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

4 Selat Strategis Pelayaran Dunia yang Ada di Kawasan Indonesia

Regional
Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com