Anisa mengenyam pendidikan sekolah dasar di tanah kelahirannya, Sulawesi Selatan. Pada 2019, ia pindah ke Malaysia mengikuti orangtua dan melanjutkan sekolah di Negeri Jiran.
"Orangtua sudah bekerja di Malaysia sebagai TKI itu dari tahun 2015 sampai sekarang," ujar dia.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten Tabrani mengatakan, Banten menjadi salah satu daerah yang ditunjuk Kementerian Pendidikan Kebudayaan Riset dan Teknologi sebagai tempat belajar bagi siswa afirmasi pendidikan menengah repatriasi kelas X tahun ajaran 2022/2023.
"Pelajar repatriasi adalah anak- anak Indonesia yang orangtuanya menjadi migran di Malaysia dan saat ini belajar di Indonesia. Nah, Banten salah satunya," kata Tabrani.
Tabrani menjelaskan, sebanyak 69 anak PMI melanjutkan sekolah di enam SMA dan SMK di Banten.
Baca juga: Kasus Gagal Ginjal Akut di Banten Bertambah Jadi 15, 10 Meninggal Dunia
Adapun keenam sekolah itu yakni SMA Plus Permata Insani, SMA Islami Village, SMK Penerbangan Aero Dirgantara, SMK Islami Village, SMA Negeri 9 Kota Tangerang, dan SMA Negeri 6 Kota Serang.
Menurut Tabrani, Banten menjadi daerah yang dipilih pemerintah pusat sejak 2013 karena kesiapannya menerima siswa repatriasi karena tidak semua daerah siap dari segi pembiayaan dan lainnya.
"Mereka gratis, dibiayai oleh negara baik yang melalui BOS, kemudian memang ada anggarannya. Dari mulai asrama makan sampai biaya belajar itu dibiayai negara," ujar Tabrani.
Ia berharap setelah lulus SMA/SMK, para siswa program repatriasi dapat melanjutkan pendidikan kejenjang yang lebih tinggi.
"Nanti mereka juga akan mendapatkan beasiswa di bangku kuliah. Dan semoga betah dan bersemangat belajarnya," tandas dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.