Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Suap Rektor Unila, 2 Eks Bakal Calon Wawali Diperiksa KPK

Kompas.com - 21/10/2022, 19:28 WIB
Tri Purna Jaya,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com- Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) memeriksa dua mantan bakal calon (balon) wakil wali kota Bandar Lampung tahun 2020.

Keduanya diperiksa penyidik terkait dugaan suap penerimaan mahasiswa baru (PMB) Universitas Lampung (Unila).

Dari pantauan Kompas.com Jumat (21/10/2022), kedua eks balon wakil wali kota itu diperiksa di Aula Mapolresta Bandar Lampung.

Baca juga: Diperiksa KPK Selama 4 Jam, Wakil Rektor II Unila Ditanya soal LNC

Keduanya yaitu Hanafiah Hamidi dan dr Zam Zanariah yang sempat mendaftarkan diri sebagai peserta Pilkada Bandar Lampung tahun 2020 lalu.

Hanafiah Hamidi mengakui diperiksa oleh penyidik KPK terkait kasus suap yang menyeret Rektor nonaktif Unila Karomani sebagai tersangka.

"Saksi dari (orangtua) mahasiswa baru," kata Hamidi saat dikonfirmasi wartawan, Jumat siang.

Bakal calon wakil walikota Bandar Lampung Hanafiah Hamidi usai pemeriksaan penyidik KPK, Jumat (21/10/2022).KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Bakal calon wakil walikota Bandar Lampung Hanafiah Hamidi usai pemeriksaan penyidik KPK, Jumat (21/10/2022).

Hamidi juga membenarkan dirinya diperiksa selaku orangtua mahasiswa baru untuk jalur mandiri di Fakultas Kedokteran Unila.

"Iya, (fakultas) kedokteran," katanya singkat.

Baca juga: Dugaan Suap Jual-Beli Kursi Jalur Mandiri Unila, Kepala Toko Informa Lampung Diperiksa KPK

Hamidi mengatakan, materi pemeriksaan terkait prosedur PMB jalur mandiri tersebut.

"Saya jawab, ya ikut (sesuai) prosedur," kata Hamidi.

 

Terkait dugaan memberikan suap agar anaknya bisa diterima di Fakultas Kedokteran, Hamidi membantah hal tersebut.

"Enggak itu (kasih setoran)," kata Hamidi.

Sementara itu, dr Zam Zanariah yang juga dikonfirmasi oleh wartawan terkait pemeriksaan penyidik KPK itu, tidak memberikan komentar apa pun.

Baca juga: KPK Ingatkan Pengacara Rektor Unila Sampaikan Info di Ranah Pemeriksaan, Bukan di Ruang Publik

Zanariah hanya melambaikan tangan tanda menolak untuk menjawab atau diwawancarai.

Usai pemeriksaan, Zanariah keluar dari Aula Mapolresta Bandar Lampung dan langsung berjalan cepat ke arah area parkir.

Selain kedua balon wakil walikota tersebut, KPK juga memeriksa Humas PMB Unila Muhammad Komarudin.

Komarudin mengaku hanya diperiksa terkait tugas pokoknya dalam PMB jalur mandiri Unila.

"Soal kehumasan, seperti peran humas," kata Komarudin.

Baca juga: KPK Kembali Periksa 9 Saksi Kasus Suap Rektor Unila, Ada Wakil Rektor dan Dekan

Diberitakan sebelumnya, Wakil Rektor II Universitas Lampung (Unila) Asep Sukohar diperiksa terkait Lampung Nahdiyin Center (LNC) saat diperiksa penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) di Bandar Lampung.

Keterkaitan LNC yang dibangun oleh Rektor nonaktif Unila Karomani, tersangka kasus suap penerimaan mahasiswa baru (PMB) Jalur Mandiri itu diduga mengenai aliran dana suap jual beli "kursi" tersebut.

 

Diketahui, KPK menetapkan Rektor nonaktif Unila Karomani sebagai tersangka kasus dugaan suap penerimaan mahasiswa baru (PMB) jalur mandiri.

Selain Karomani, dua pejabat Kampus Hijau juga ditetapkan sebagai tersangka yaitu Wakil Rektor I nonaktif Heryandi, Ketua Senat M Bisri.

Baca juga: Penyidik KPK Kembali Geledah Unila, Kali Ini Dekanat Fisip dan FMIPA

Ketiga pejabat kampus ini dinyatakan terlibat dalam kasus suap yang mendatangkan “cuan” hingga Rp 5 miliar tersebut.

Sedangkan satu tersangka lain adalah Andi Desfiandi, Ketua Yayasan Alfian Husin yang diduga melakukan penyuapan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Bocah SD di Brebes Diduga Jadi Korban Pencabulan Tetangga, Modus Pelaku Pinjamkan Ponsel

Regional
Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Pengangguran Terbanyak di Banten Lulusan SMK, BPS: Lulusan SD Paling Banyak Bekerja

Regional
Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com