Sri menceritakan, sebelum melihat pertandingan Arema FC versus Persebaya pada 1 Oktober 2022 di Stadion Kanjuruhan, Andi sempat berpamitan kepada ibu dan dua anaknya.
"Andi ini sangat suka Arema. Setiap pertandingan dia selalu menonton," ujarnya, Selasa
"Andi ini anaknya dua. Dia duda. Yang perempuan ikut di sini sama dia. Yang laki-laki, ikut sama ibunya," ucap Sri.
Andi kemudian pergi ke Kanjuruhan bersama temannya. Tak disangka pamitan itu menjadi momen terakhir Sri berjumpa putranya.
Sebanyak 13 anak yang berusia antara 7-13 tahun di Daerah Istimewa Yogyakarta mengalami gejala gagal ginjal misterius.
Dari 13 orang itu, lima di antaranya meninggal, enam masih dirawat di rumah sakit dan dua lainnya dinyatakan sembuh.
Kepala Dinas Kesehatan DIY Pembajuan Setyaningastutie menjelaskan, penyebab gagal ginjal 10 anak masih misterius atau unknown etiology.
Sementara tiga orang lainnya karena terkena multisystem inflamantory syndrom in children atau karena Covid-19.
Ia menyebutkan gejala dugaan gagal ginjal yang dialami 13 anak itu. Yakni demam atau tidak demam. Lalu muntah-muntah, kemidian diare hingga urine tidak keluar atau berkurang.
Baca juga: 13 Anak di DIY Alami Gejala Gagal Ginjal Misterius, Ini Tanda-tandanya
Awalnya, ia hendak menjemput rekannya yang ada di seberang banjir. Ia nekat berjalan kaki menerobos banjir di jalan utama karena kendarana tak bisa melintas.
Namun, jalanan terendam banjir setinggi 80 centimeter dan berarus deras. Di tengah perjalanan, korban pun terpeleset hingga hanyut terseret arus hingga sejauh sekitar 300 meter dari titik awal.
Korban pun kemudian tersangkut di tower listrik bertegangan tinggi di kawasan persawahan Kelurahan Ngantru, Trenggalek.
Petugas gabungan dari Brimob, anggota Polres Trenggalek, dan Basarnas, berupaya menyelamatkan korban dengan menggunakan perahu karet.
Ia berhasill bertahan di tower tersebut selama 1 jam hingga berhasil di evakuasi. Arisal sendiri mengaku ia terpeleset karena aspal yang ia lewati cukup licin. Dia pun sempat berenang untuk melawan arus.