Petrus mengaku tertarik membudidaya sorgum lantaran selain bermanfaat bagi kesehatan juga mampu mengurangi ketergantungan masyarakat terhadap beras yang selama ini menjadi bahan pokok utama.
Apalagi, wilayah Desa Klantanlo sangat cocok untuk ditanami sorgum.
Oleh sebab itu, ia berencana tepung sorgum dari Klatanlo nantinya tidak hanya diperuntukkan untuk masyarakat setempat atau wilayah sekitar, tetapi juga dikirim ke luar daerah.
"Ini yang sedang kami pikirkan. Sehingga nanti ke depan kita minta petani di sini wajib tanam sorgum," pungkasnya.
Penjabat Bupati Flores Timur, Doris Alexander Rihi menyebut, prevalensi stunting di Flores Timur pada Februari 2022 sebesar 20,4 persen atau sebanyak 3.636 balita stunting.
Baca juga: BKKBN dan Dharma Pertiwi Roadshow Percepatan Penurunan Stunting di NTT
Persentase ini, kata Doris, masih cukup baik. Meskipun, Flores Timur masuk dalam lima besar kabupaten dengan angka stunting yang cukup tinggi di NTT.
"Puji syukur, kita tidak berada di dalam zona merah. Kita masih berada dalam zona kuning, dan kita masih cukup baik dalam penanganan stunting," ujar Doris dalam keterangannya, Kamis (14/7/2022).
Namun menurutnya, semua pihak tidak boleh berbangga dengan capaian itu. Sebab, berdasarkan hasil evaluasi internal, angka stunting belum menunjukkan penurunan yang signifikan.
Bahkan, lanjut Doris, beberapa desa dan kecamatan masih memiliki angka stunting yang cukup tinggi.
Ia berharap, para lurah, camat dan semua instansi melakukan aksi nyata dalam tugas dan tanggung jawab sesuai fungsi masing-masing.
“Kita berharap di akhir tahun ini, sudah bisa bergerak dari 20 persen ke 15 persen. Itu sudah sangat luar biasa,” ucapnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.