"Iya korban sampai ada 300an, total kerugian Rp6,6 miliar itu benar," ujar seorang korban ,Anggi saat dihubungi Tribunjateng.com, Rabu (12/10/2022).
Kendati begitu, ia sendiri hanya tertipu sebesar Rp10,5 juta. Menurutnya, program investasi bodong yang diikutinya berupa donor dana.
Program itu merupakan skema uang dari investasi kemudian uang diputar kembali dengan cara dipinjamkan ke orang yang membutuhkan modal terutama untuk usaha.
Setiap peminjam harus menjaminkan barang sesuai dengan nominal yang dipinjam.
Baca juga: Mobil Dirampas dan Rumahnya Dijarah, Bandar Arisan Online di Muba Laporkan Anggota ke Polisi
"Saya rugi segitu, korban yang lebih besar banyak," ungkapnya.
Ia terjerat penipuan berawal dari tawaran temannya yang sudah mengikuti program donor dana. Karena profitnya menggiurkan, ia pun tertarik bergabung dalam investasi tersebut.
Tanpa ragu, ia bergabung program itu sejak pertengahan Agustus 2022.
"Jadi lihat profitnya jadi ada rasa ingin ikut program itu," katanya.
Provit yang ditawarkan adalah setiap investasi Rp 500.000 dalam waktu tujuh hari mendapatkan profit Rp 100.000 dan berlaku kelipatan.
Selama bergabung, ia sempat mendapatkan provit tapi kemudian macet dan tak ada kabar
Baca juga: Kasus Polisi Tembak Polisi di Lampung dan Dendam Kanit Provos yang Memuncak karena Arisan
Korban lainnya, Rengga (bukan nama sebenarnya) mengaku, ikut menjadi korban investasi bodong dengan kerugian Rp4,5 juta.
Bahkan ada korban yang mengalami kerugian hingga ratusan juta.
"Korban alami kerugian paling banyak rata-rata 20-60 juta," papar dia.
Ia mengakui terduga pelaku cukup lihai dalam menjerat korban yakni dengan modus memperdaya korban dengan update status testimoni keuntungan jika berinvestasi donor dana.
Pelaku selalu rutin memposting testimoni tersebut.