Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

4 Orang di Bima Tewas akibat Gigitan Anjing Rabies

Kompas.com - 13/10/2022, 15:35 WIB
Junaidin,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

BIMA, KOMPAS.com - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (Disnakeswan), mencatat 194 orang menjadi korban gigitan anjing yang diduga terpapar virus rabies di Kabupaten Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB).

Angka itu merupakan kumulatif selama kurun waktu Januari hingga Oktober 2022. Dari total kasus ini empat orang korban dinyatakan meninggal dunia.

"Kasus gigitan rabies sudah 194, empat orang korban di antaranya meninggal," kata Kepala Bidang Kesehatan Hewan (Keswan) Disnakeswan Bima, Abdul Manan, Kamis (13/10/2022).

Baca juga: Pemerkosa Anak Tiri di Bima Ditahan, Polisi: Tersangka Ada Kelainan Seksual

Empat orang yang dinyatakan meninggal dunia, yakni tiga orang di Desa Dumu dan satu orang di Desa Laju, Kecamatan Langgudu, Kabupaten Bima.

Menurut dia, korban meninggal karena diduga terlambat dibawa oleh keluarganya ke Puskesmas untuk pengobatan dan penyuntikan Vaksin Anti Rabies (VAR).

"Terkadang masyarakat kecil ini kalau digigit tidak segera ke puskesmas, mereka beli obat sendiri, tapi karena ada virus rabies di dalamnya enggak bisa sembuh harus divaksin dia. Begitu juga kejadiannya 4 orang meninggal ini, telat dibawa ke faskes," jelasnya.

Baca juga: Joki Cilik di Bima Jatuh dari Punggung Kuda Milik Gubernur NTB Saat Pacuan

Abdul Manan mengatakan, tingginya kasus gigitan anjing salah satunya karena perilaku masyarakat itu sendiri.

Pada saat musim tanam jagung tiba mereka belomba-lomba menangkap anjing untuk menjaga tanaman dari hama babi.


Namun, setelah panen usai anjing-anjing tersebut dilepasliarkan, sehingga saat kelaparan atau terpapar virus rabies binatang ini turun ke pemukiman lalu menyerang siapa pun yang dijumpai.

"Ada juga yang di bawa pulang ke rumah tapi anjing yang dasarnya memang peliharaan. Selain itu kan dilepas liar, kadang ini juga yang membuat kita kesulitan untuk vaksinasi," jelasnya.

Berdasarkan data, populasi anjing mencapai 146.000 ekor dan tersebar di 18 kecamatan di Kabupaten Bima. Menurut Abdul Manan, upaya pengendalian tidak cukup dengan melakukan vaksinasi, tetapi harus ada tindakan eliminasi.

Baca juga: Joki Cilik di Bima Jatuh dari Punggung Kuda Milik Gubernur NTB Saat Pacuan

Langkah itu disadari akan menuai reaksi dari kelompok pencinta binatang, namun jika melihat dampak yang diakibatkan, menurutnya sangat perlu dilakukan eliminasi.

"Ini kan sampai luka robek korbannya. Kalau sampai orangnya rabies harus penanganan khusus, cuma untuk langkah eliminasi ini belum ada kata sepakat dalam pertemuan tadi. Kita masih fokus dengan vaksinasi dulu," kata Abdul Manan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

'May Day', Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

"May Day", Buruh di Jateng Akan Demo Besar di Semarang

Regional
Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Nobar Timnas Bareng Sandiaga di Solo, Gibran: Tak Bicara Politik

Regional
Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Satgas Cartenz Duga KKB Penyerang Rumah Polisi dan Polsek Homeyo Kelompok Keni Tipagau

Regional
Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com