Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Tradisi Piring Terbang, Jamuan Unik di Acara Pernikahan Gaya Solo

Kompas.com - 11/10/2022, 17:52 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Ada yang unik pada acara pernikahan gaya Solo yaitu jamuan yang dihidangkan dengan tradisi piring terbang.

Jangan salah sangka, tradisi piring terbang tidak ada hubungannya dengan alien atau penampakan UFO ataupun pertunjukan menerbangkan piring-piring.

Baca juga: Makan Meja sampai Piring Terbang di Resepsi Pernikahan

Tradisi piring terbang adalah gaya jamuan pada acara pernikahan dengan cara penyajian hidangan dibawa langsung oleh pramusaji atau sinom untuk diserahkan kepada para tamu undangan.

Tamu undangan hanya perlu duduk, sementara sinom akan menyajikan hidangan secara berurutan mulai dari minuman, makanan pembuka, sajian utama, hingga makanan penutup.

Kesibukan para sinom yang membawa baki berisi sajian membuat seakan piring-piring tersebut beterbangan keluar masuk dapur, sehingga dinamakan tradisi piring tebang.

Baca juga: Resep Sup Matahari, Hidangan Khas di Acara Pernikahan Piring Terbang Solo

Sejarah Tradisi Piring Terbang

Dilansir dari laman resmi Pemerintah Kota Surakarta, sejarah tradisi piring tebang berkembang dan melekat sejak zaman Kerajaan Mataram.

Banyak yang mengira tradisi ini berasal dari kebiasaan di istana atau di sekitar pusat pemerintahan Kerajaan Mataram, namun nyatanya tradisi piring tebang justru berawal dari daerah pinggiran.

Baca juga: Piring Terbang, Penyajian Hidangan nan Unik pada Resepsi di Solo

Alasan munculnya gaya jamuan ini adalah karena penyelenggara acara kerap melihat banyaknya tamu undangan yang berdiri ketika menyantap hidangan.

Dengan maksud untuk menghormati tamu undangan yang sudah berkenan hadir agar tidak makan sembari berdiri, kemudian muncul tradisi piring terbang.

Hal ini juga bertujuan agar tamu merasa diperlakukan dengan baik layaknya seorang raja, sehingga lama-kelamaan gaya jamuan ini dianggap lebih bergengsi.

Tradisi piring terbang kemudian tak hanya berkembang sekitar wilayah Solo, namun juga menyebar ke daerah Wonosari, Klaten, dan Wonogiri.

Pramusaiji membawa baki bersi makanan untuk disajikan kepada tamu undangan dengan tradisi piring terbang.Dok.surakarta.go.id Pramusaiji membawa baki bersi makanan untuk disajikan kepada tamu undangan dengan tradisi piring terbang.

Menu Tradisi Piring Terbang

Tradisi piring terbang tidak begitu saja mengeluarkan sajian ke hadapan tamu undangan, namun disajikan bertahap dan berurutan.

Dalam tradisi piring tebang biasa diterapkan urutan sajian dengan panduan USDEK atau Unjukan (minuman), Sup, Dhaharan (makanan utama), Es, dan Kondur (pulang).

Setiap sajian akan diberikan dengan jeda waktu tertentu agar tamu bisa menikmati hidangan dengan nyaman dan tidak terburu-buru.

Menu yang disajikan pertama adalah unjukan (minuman) yang biasanya berupa teh manis hangat yang didampingi dengan makanan pembuka seperti bolu/prol tape, risol/kroket, dan kacang goreng.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Niatnya Berkonsultasi dengan Megawati Dinilai Tak Tepat, Gibran Buka Suara

Regional
Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Pekanbaru Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Awal Mula Perkenalan Suami di Cianjur Nikahi Istri yang Ternyata Laki-laki

Awal Mula Perkenalan Suami di Cianjur Nikahi Istri yang Ternyata Laki-laki

Regional
Kesal Kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria

Kesal Kakinya Terinjak, Pemuda di Mamuju Tikam Seorang Pria

Regional
Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Regional
Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Regional
Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Regional
7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

Regional
Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncengan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncengan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Regional
Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Regional
Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Regional
Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Regional
Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Regional
Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK Asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK Asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Regional
Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com