Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Memahami Fenomena Burung Bermigrasi yang Melintasi Samudra dan Benua

Kompas.com - 05/10/2022, 09:34 WIB
Rosyid A Azhar ,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

“Jalur lintasan burung camar artik yang memiliki tempat berbiak di belahan bumi utara saat migrasi menempuh jarak perjalanan yang panjang hingga ke bumi bagian selatan, sekitar 40 ribu km sekali jalan ke selatan, pulang ke tempat berbiak juga menempuh jarak yang sama,” kata Iwan Hunowu.

Bagi Yus Rusila Noor migrasi di dunia burung adalah merupakan fenomena alam yang luar biasa. Makhluk bersayap yang ukuran rata-ratanya sekepalan orang dewasa tersebut sanggup melakukan terbang jarak jauh hingga ribuan atau bahkan belasan ribu kilometer pulang-pergi.

“Burung Kedidi merah Calidris canutus yang berukuran dari ujung paruh sampai ke ujung ekor sekitar 24 cm, sanggup melakukan perjalanan sepanjang 16 ribu kilometer setahun dua kali. Mereka berbiak di Siberia dan selama musim dingin melakukan migrasi hingga ke ujung selatan Afrika,” jelas Yus Rusila Noor.

Baca juga: Menyambangi Pantai Cemara Sadu, Tempat Migrasi Burung-burung Cantik

Ia menyebut ada puluhan jenis lainnya yang berbiak di Siberia dan kemudian memilih jalur migrasi melewati Asia Timur, Asia Tenggara termasuk Indonesia hingga ke pulau-pulau di wilayah Pasifik.

Burung-burung ini telah dibekali dengan struktur morfologi, fisiologi dan kemampuan terbang serta menentukan arah yang hingga saat ini masih merupakan bagian penelitian dari para ahli.

Di sepanjang perjalanannya burung-burung bermigrasi tersebut singgah di lokasi tertentu untuk beristirahat dan mencari makanan sebelum melanjutkan perjalanan panjangnya. Lokasi tempat mencari makan burung bermigrasi ini merupakan bagian yang sangat vital dan berharga dalam perjalanan hidup mereka.

“Itulah sebabnya, diperlukan kerjasama internasional untuk secara bersama-sama melindungi habitat tempat burung bermigrasi singgah,” tutur Yus Rusila Noor.

Persinggahan burung yang mudah diamati adalah di daerah yang tidak banyak tutupan semak atau pohon, seperti di pantai, tepi sungai, sawah, danau atau rawa-rawa.

Mudahnya pengamatan burung air inilah yang memberi banyak informasi tentang pergerakan dan perilaku mereka, ini beda dengan jenis burung passerine.

Baca juga: Sambut Migrasi Burung, Gorontalo Gelar Festival Burung Migran

Pengamatan pergerakan migrasi juga terjadi pada jenis burung pemangsa (raptor), bahkan fenomena ini bisa disaksikan di kawasan hunian dengan mudah. Raptor yang bermigrasi bisa disaksikan per individu maupun kelompok besar yang mengangkasa di langit.

Rute terbang yang dilalui setiap tahunnya ini dinamakan jalur terbang (flyway). Terdapat 9 jalur terbang utama burung bermigrasi di dunia, yaitu jalur terbang Atlantik timur (East Atlantic Flyway), Laut Hitam-Mediterania (Black Sea/Mediteranean Flyway), Asia Barat-Afrika Timur (West Asian-East African Flyway), Asia Tengah (Central Asian Flyway), Asia Timur-Australasia (East Asian-Asutralasian Flyway), Pasifik Barat (West Pacific Flyway), Pasifik-Amerika (Pacific Americas Flyway), Mississippi-Amerika (Mississippi Americas Flyway) dan Atlantik-Amerika (Atlantic Americas Flyway).

Untuk wilayah Indonesia masuk dalam rute Asia Timur-Australasia (EAAF), yang membentang dari timur jauh negara Rusia dan Alaska, ke selatan melalui asia timur dan asia tenggara, hingga Australia dan Selandia Baru,” ujar Ragil Satriyo Gumilang.

Ragil menguraikan di jalur terbang Asia Timur-Australasia ini merupakan ruang bagi 210 spesies burung air bermigrasi yang lintasannya terdapat di 22 negara.

Jalur terbang ini merupakan habitat bagi lebih dari 50 juta burung air yang bermigrasi dari lebih dari 250 populasi yang berbeda. Di kawasan ini juga termasuk 36 spesies yang terancam punah secara global dan 19 spesies yang hampir terancam punah.

Bentuk tubuh yang terspesialisasi pada kelompok burung air bermigrasi, seperti burung pantai, sangat dibutuhkan untuk efisiensi dalam mengantisipasi ketersediaan makanan di habitatnya. Kelompok ini biasanya makan dalam suatu kerumunan besar di daerah yang dipengaruhi oleh pasang surut.

Baca juga: Festival Danau Limboto Bersamaan dengan Musim Migrasi Burung

Dalam kondisi normal mereka hanya dapat mencari dan menemukan makanannya pada saat air laut sedang surut. Dengan keterbatasan waktu dan banyaknya "saingan" itulah maka mereka harus menggunakan anggota tubuhnya dengan sangat efisien.

Selama perjalanan migrasi yang menempuh ribuan kilometer ini burung air mengandalkan lahan basah yang sangat produktif untuk beristirahat dan mencari makan, menyimpan energi yang cukup untuk “bahan bakar” fase terbang berikut.

Dalam proses migrasi ini burung mengalami hambatan seperti adanya badai angin kencang, hujan dan terik panas, perburuan, predator alam, hingga perubahan habitat. Tidak seluruhnya mampu mengatasi hal ini, terutama menghadapi perubahan habitat dan perburuan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Dirundung, Puluhan Siswi SMA Wira Bhakti Gorontalo Lari dari Sekolah

Regional
Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Dituding Lecehkan Gadis Pemohon KTP, ASN Disdukcapil Nunukan: Saya Tidak Melakukan Itu

Regional
Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Longsor di Pinrang, Batu Seukuran Mobil dan Pohon Tumbang Tutupi Jalan

Regional
Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Transaksi Seksual di Balik Pembunuhan Gadis Muda Dalam Lemari di Cirebon

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Pagi ini Hujan Sedang

Regional
Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Lontaran Pijar Gunung Ibu Capai 1.000 Meter di Bawah Bibir Kawah

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 11 Mei 2024, dan Besok : Siang Ini Berawan

Regional
Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Mati Terkena Tombak, Bangkai Paus Kerdil Terdampar di Botubarani

Regional
Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Ibu Melahirkan di Ambulans karena Jalan Rusak, Dinkes Kalbar Bersuara

Regional
[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

[POPULER NUSANTARA] Pabrik Sepatu Bata di Karawang Tutup | Kades di Blora Tewas Tersengat Listrik

Regional
Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Ketiduran Sambil Bawa Emas, Nenek 87 Tahun Jadi Korban Perampokan

Regional
Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Kemenkes Berikan Beasiswa Kedokteran Khusus untuk Anak Asli Natuna

Regional
Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Banjir Sembakung Jadi Perhatian Nasional, Pemda Nunukan Dapat Bantuan 213 Unit Rumah dari BNPP

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com