“Burung Kedidi merah Calidris canutus yang berukuran dari ujung paruh sampai ke ujung ekor sekitar 24 cm, sanggup melakukan perjalanan sepanjang 16 ribu kilometer setahun dua kali. Mereka berbiak di Siberia dan selama musim dingin melakukan migrasi hingga ke ujung selatan Afrika,” jelas Yus Rusila Noor.
Baca juga: Menyambangi Pantai Cemara Sadu, Tempat Migrasi Burung-burung Cantik
Ia menyebut ada puluhan jenis lainnya yang berbiak di Siberia dan kemudian memilih jalur migrasi melewati Asia Timur, Asia Tenggara termasuk Indonesia hingga ke pulau-pulau di wilayah Pasifik.
Burung-burung ini telah dibekali dengan struktur morfologi, fisiologi dan kemampuan terbang serta menentukan arah yang hingga saat ini masih merupakan bagian penelitian dari para ahli.
Di sepanjang perjalanannya burung-burung bermigrasi tersebut singgah di lokasi tertentu untuk beristirahat dan mencari makanan sebelum melanjutkan perjalanan panjangnya. Lokasi tempat mencari makan burung bermigrasi ini merupakan bagian yang sangat vital dan berharga dalam perjalanan hidup mereka.
“Itulah sebabnya, diperlukan kerjasama internasional untuk secara bersama-sama melindungi habitat tempat burung bermigrasi singgah,” tutur Yus Rusila Noor.
Persinggahan burung yang mudah diamati adalah di daerah yang tidak banyak tutupan semak atau pohon, seperti di pantai, tepi sungai, sawah, danau atau rawa-rawa.
Mudahnya pengamatan burung air inilah yang memberi banyak informasi tentang pergerakan dan perilaku mereka, ini beda dengan jenis burung passerine.
Baca juga: Sambut Migrasi Burung, Gorontalo Gelar Festival Burung Migran
Pengamatan pergerakan migrasi juga terjadi pada jenis burung pemangsa (raptor), bahkan fenomena ini bisa disaksikan di kawasan hunian dengan mudah. Raptor yang bermigrasi bisa disaksikan per individu maupun kelompok besar yang mengangkasa di langit.
Rute terbang yang dilalui setiap tahunnya ini dinamakan jalur terbang (flyway). Terdapat 9 jalur terbang utama burung bermigrasi di dunia, yaitu jalur terbang Atlantik timur (East Atlantic Flyway), Laut Hitam-Mediterania (Black Sea/Mediteranean Flyway), Asia Barat-Afrika Timur (West Asian-East African Flyway), Asia Tengah (Central Asian Flyway), Asia Timur-Australasia (East Asian-Asutralasian Flyway), Pasifik Barat (West Pacific Flyway), Pasifik-Amerika (Pacific Americas Flyway), Mississippi-Amerika (Mississippi Americas Flyway) dan Atlantik-Amerika (Atlantic Americas Flyway).
Untuk wilayah Indonesia masuk dalam rute Asia Timur-Australasia (EAAF), yang membentang dari timur jauh negara Rusia dan Alaska, ke selatan melalui asia timur dan asia tenggara, hingga Australia dan Selandia Baru,” ujar Ragil Satriyo Gumilang.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.