Kapolda Jatim Irjen Pol Nico Afinta membeberkan alasan penggunaan gas air mata di Stadion Kanjuruhan.
Nico mengatakan, polisi menembakkan gas air mata untuk menghalau serangan suporter yang merangsek turun ke lapangan dan berbuat kericuhan.
"Sehingga, para suporter berlarian ke salah satu titik di pintu 12 Stadion Kanjuruhan. Saat terjadi penumpukan itulah banyak yang mengalami sesak napas," ungkapnya dalam konferensi pers di Markas Kepolisian Resor (Mapolres) Malang, Minggu.
Dia menyatakan, penggunaan gas air mata tersebut sudah sesuai prosedur.
"Seandainya suporter mematuhi aturan, peristiwa ini tidak akan terjadi. Semoga tidak terjadi lagi peristiwa semacam ini," tuturnya.
Baca selengkapnya: Kerusuhan Suporter di Kanjuruhan Malang, Kapolda Jatim Sebut Tembakan Gas Air Mata Sesuai Prosedur
Salah satu suporter Arema FC, Riyan Dwi Cahyono, membeberkan alasan suporter turun ke lapangan usai laga Arema FC versus Persebaya Surabaya. Dalam pertandingan yang digelar di Stadion Kanjuruhan tersebut, tim Singo Edan menelan kekalahan.
"Kami turun tujuannya memang untuk protes kepada pemain dan manajemen Arema FC, kenapa Arema FC bisa kalah? Padahal selama 23 tahun sejarahnya Arema FC tidak pernah kalah melawan Persebaya di kandang Singo Edan," terangnya, Minggu.
Menurut Riyan, suporter ingin menyampaikan protes kepada pemain dan manajemen agar Arema FC bisa lebih baik lagi.
Riyan juga ingin turun ke lapangan. Namun, belum sampai melompati pagar, tembakan gas air mata datang ke arahnya.
Warga Kabupaten Blitar, Jatim, itu pun terjatuh dan terinjak supporter lain yang berebut turun dari tribun. Riyan akhirnya bisa diselamatkan oleh suporter lain.
Baca selengkapnya: Korban Selamat Kerusuhan di Kanjuruhan Ungkap Alasannya Turun ke Lapangan Usai Laga Arema Vs Persebaya
Brigadir Andik Purwanto, meninggal dalam tragedi Kanjuruhan.
Saat kejadian, anggota Kepolisian Sektor (Polsek) Sumbergempol, Polres Tulungagung, tersebut sedang diperbantukan atau BKO untuk bertugas dalam pengamanan pertandingan Arema FC melawan Persebaya Surabaya.
Kabag Ops Polres Tulungagung, Kompol Supriyanto, membenarkan bahwa Andik adalah salah satu dari 25 orang anggota yang BKO ke Malang.
"Ada permintaan BKO, kami mengirim 25 orang. Pengendali sepenuhnya Polres Malang," jelasnya, Minggu.
Sebelum tragedi terjadi, Andik sempat membuat status pada pukul 21.22 WIB dari Stadion Kanjuruhan. Dari unggahan status tersebut, warga Desa Tambakrejo, Kecamatan Sumbergempol, Tulungagung, Jatim, itu diperkirakan ada di tribun bagian atas.
Baca selengkapnya: Brigadir Andik Korban Tragedi di Kanjuruhan Malang, Diduga Terjebak di Tribun Atas
Sumber: Kompas.com (Penulis: Kontributor Kabupaten Malang, Imron Hakiki; Kontributor Malang dan Batu, Nugraha Perdana | Editor: Caroline Damanik, Andi Hartik, Khairina)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.