Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[POPULER NUSANTARA] Cerita Warga Gunakan Kompor Berbahan Bakar Gas Metana | Lukas Enembe Punya Tambang Emas di Papua

Kompas.com - 24/09/2022, 06:07 WIB
Rachmawati

Editor

KOMPAS.com - Sejak beberapa tahun terakhid sejumlah warga Dusun Talangagung Kasin, Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, telah menggunakan kompor dengan energi alternatif, gas metana (CH4).

Gas metana tersebut dihasilkan dari tumpukan sampah tempat pemrosesan akhir (TPA) di sekitar rumah mereka.

Di Papua, Gubernur Papua, Lukas Enembe, disebut memiliki tambang emas yang dikelola secara tradisional di Distrik Mamit, Kabupaten Tolikara, Papua.

Perizinan tambang tersebut saat ini sedang diurus dan akan langsung dilaporkan ke KPK setelah selesai.

Dua berita tersebut menjadi perhatian pembaca Kompas.com dan berikut 5 berita populer Nusantara selegkapnya:

1. Warga di Malang gunakan kompor bahan bakar gas metana

Sejak tahun 2019, sejumla sejumlah warga Dusun Talangagung Kasin, Desa Talangagung, Kecamatan Kepanjen, Kabupaten Malang, telah menggunakan kompor dengan energi alternatif, gas metana (CH4).

Gas metana tersebut dihasilkan dari tumpukan sampah tempat pemrosesan akhir (TPA) di sekitar rumah mereka.

Salah satuny adalah Nur Azizah. Ia bercerita mendapatkan kompor berbahan bakar gas metana secara gratis dari pengelola TPA Talangagung.

Nur mengaku, penggunaan kompor dengan bahan bakar gas metana itu tak memakan biaya apa pun. Ia tak mengeluarkan uang untuk instalasi atau biaya per bulan.

"Tidak ada biaya apa pun. Instalasi maupun iuran per bulannya," tegasnya.

Selama ini, Nur mengaku tidak pernah ada kendala signifikan dalam penggunaan kompor itu. Hanya saja, saat hujan kompor itu tidak berfungsi.

"Kalau hujan deras tidak bisa menyala. Sebagai antisipasinya kami menyediakan kompor khusus menggunakan gas elpiji," jelasnya.

Baca juga: Cerita Warga di Malang Gunakan Kompor Berbahan Bakar Gas Metana, Sudah Dipakai Sejak 2019

2. Kecelakaan kereta api vs mobil di Kediri

Mobil minibus usai terlibat kecelakaan dengan kereta api di perlintasan kereta api Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (23/9/2022).Dok Polsek Ngadiluwih Mobil minibus usai terlibat kecelakaan dengan kereta api di perlintasan kereta api Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (23/9/2022).
Sebuah minibus terlibat kecelakaan dengan kereta api di perlintasan kereta api Desa Banjarejo, Kecamatan Ngadiluwih, Kabupaten Kediri, Jawa Timur, Jumat (23/9/2022) dini hari.

Kecelakaan tersebut menyebabkan minibus rusak parah dan satu penumpangnya tewas di TKP.

Kecelakaan itu melibatkan Kereta Api Kertanegara dan minibus Daihatsu Sigra dengan nomor polisi W 1239 SR yang dikendarai AAT (31), warga Kelurahan Ketami, Kota Kediri.

Saat mobil melewati perlintasan kereta api di Desa Banjarrejo, datang kereta api Kertanegara dari arah utara ke timur.

Diduga sopir tak mengetahui jik akan ada kereta api yang melintas. Kecelakaan pun tak bida dihindari.

Akibat benturan keras, mobil ringsek dan terseret beberapa meter.

Baca juga: Kecelakaan Maut Kereta Api Vs Daihatsu Sigra di Kediri, Seorang Penumpang Tewas

3. Lukas Enembe punya tambang emas

Gubernur Papua Lukas Enembe. (KOMPAS.COM/DHIAS SUWANDI) Gubernur Papua Lukas Enembe.
Gubernur Papua, Lukas Enembe, disebut memiliki tambang emas yang dikelola secara tradisional di Distrik Mamit, Kabupaten Tolikara, Papua.

Hal tersebut disampaikan oleh Kuasa Hukum Lukas Enembe, Stefanus Roy Rening, berdasarkan pengakuan dari sang gubernur.

"Perlu saya sampaikan bahwa Pak Gubernur (Lukas Enembe) ini punya tambang emas di kampung dia di Mamit, Tolikara," kata Roy, dikutip dari Tribunnews, Jumat (23/9/2022).

"Saya sudah konfirmasi (ke Lukas Enembe)," ujar Roy dalam program 'Rosi' yang ditayangkan YouTube Kompas TV, Kamis (22/9/2022).

Akan tetapi, Roy mengatakan, perizinan tambang emas tersebut saat ini tengah diurus dan akan langsung dilaporkan ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) setelah selesai.

Roy menyampaikan, tambang emas milik Lukas Enembe itu dikelola oleh warga Papua secara tradisional.

Baca juga: Lukas Enembe Punya Tambang Emas di Papua, Kuasa Hukum: Izin Sedang Diurus untuk Dilaporkan ke KPK

4. Tawuran mahasiswa di Universitas Lampung

Anggota kepolisian Polresta Bandar Lampung menyisir sekitar kompleks Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) untuk membubarkan mahasiswa yang tawuran pada Kamis (22/9/2022) malam. Belum diketahui penyebab terjadinya tawuran tersebut.KOMPAS.COM/TRI PURNA JAYA Anggota kepolisian Polresta Bandar Lampung menyisir sekitar kompleks Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) untuk membubarkan mahasiswa yang tawuran pada Kamis (22/9/2022) malam. Belum diketahui penyebab terjadinya tawuran tersebut.
Tawuran sesama mahasiswa terjadi di kompleks kampus Universitas Lampung pada Kamis (22/9/2022) malam.

Diduga tawuran tersebut akibat kesalahpahaman yang terjadi pada sore hari di Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB).

Kericuhan terjadi hingga tengah malam dan sejumlah mahasiswa terlihat saling mengejar sambil membawa kayu balok.

Kejar mengejar ini terjadi mulai dari sekitar kompleks gedung FEB hingga ke depan Gedung Rektorat Unila.

Beberapa sekuriti tampak berjaga agar mahasiswa tidak masuk ke lingkungan Gedung Rektorat tersebut.

Kericuhan berhenti setelah aparat kepolisian dari Polsek Kedaton dan Polresta Bandar Lampung serta pihak Dekanat FEB meminta mahasiswa membubarkan diri.

Baca juga: Universitas Lampung Ricuh, Mahasiswa Satu Fakultas Tawuran hingga Tengah Malam

5. Pengalaman saat masak dengan kompor listrik

Supriyani (42), menggunakan kompor listrik untuk memasak sehari-hari di rumahnya di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Jumat (23/9/2022).KOMPAS.com/LABIB ZAMANI Supriyani (42), menggunakan kompor listrik untuk memasak sehari-hari di rumahnya di Kelurahan Mojo, Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Jumat (23/9/2022).
Seorang warga Kelurahan Mojo, Pasar Kliwon, Supriyani (42) mengatakan menerima kompor listrik beserta alat masak berupa wajan dan panci kukus dari PLN sejak tiga bulan lalu.

Ia bercerita di awal pemakaian sering mati listrik karena dayanya besar 1.000 watt.

Dia mengatakan setiap menyalakan kompor listrik bersamaan dengan memasak nasi di magicom dan menyalakan pompa air, listriknya sering jeglek.

Setelah penambahan daya menjadi 2.200 VA, Supriyani bisa dengan tenang menyalakan kompor listrik dan memasak nasi di magicom atau menyalakan pompa air secara bersamaan.

Supriyani mengaku biasanya seminggu menghabiskan satu tabung elpiji 3 kilogram, sekarang cukup isi pulsa listrik.

"Dulu pakai kompor gas satu minggu satu tabung. Kalau ini enggak. Naiknya enggak begitu banyak," ungkap Supriyani.

Ibu tiga anak ini juga mengatakan sedikit santai dengan memasak memakai kompor listrik karena harus menunggu kompornya panas terlebih dahulu.

"Kalau masaknya santai, kalau untuk masakan yang buru-buru tidak bisa. Tapi kalau ngiritnya ya ngirit listrik," ucap dia.

Baca juga: Cerita Ibu-ibu di Solo Memasak dengan Kompor Listrik, Daya Tak Kuat hingga Tak Bisa Cepat

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Gempa Magnitudo 5,2 Guncang Wilayah Lumajang

Regional
Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Wilayah Rawan Banjir Kiriman Malaysia Jadi Sasaran TMMD, Kodim 0911/NNK Siapkan Lahan Pangan

Regional
6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

6 WNI Jadi Tersangka Penyelundupan WN China ke Australia

Regional
Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Korban Tungku Meledak di Lampung Bertambah Jadi 4 Orang, Polisi Selidiki Penyebabnya

Regional
Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Pilkada Demak: Dua Orang Mendaftar ke Gerindra, Ada yang Diantar Klub Sepak Bola

Regional
Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Nekat Rebut Kalung Emas Lansia, Jambret di Brebes Babak Belur Dihakimi Massa

Regional
Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Mawar Camp Gunung Ungaran di Semarang: Daya Tarik, Aturan, dan Harga Tiket

Regional
Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Tak Hafal Lagu Indonesia Raya Saat Bikin KTP, Gadis di Nunukan Mengaku Dilecehkan ASN Disdukcapil

Regional
Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Sabtu, Wali Kota Semarang Bakal Daftar Pilkada 2024 di DPC PDI-P

Regional
Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Polisi Tangkap Preman yang Acak-acak Salon Kecantikan di Serang Banten

Regional
Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Rumah Pembunuh Pelajar SMK Diserang Puluhan Massa Bersenjata Parang

Regional
Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Maju Bakal Calon Wakil Wali Kota Semarang, Ade Bhakti Mendaftar ke PDI-P

Regional
Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Teka-teki Pria Ditemukan Terikat dan Berlumpur di Semarang, Korban Belum Sadarkan Diri

Regional
Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Menikah Lagi, Pria di Sumsel Luka Bakar Disiram Air Keras oleh Istrinya

Regional
Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Duduk Perkara Rektor Unri Laporkan Mahasiswa yang Kritik Soal UKT

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com