Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Di Tangan Darmawan, Honda Maestro Disulap Jadi Lamborghini, Material dari Barang Bekas

Kompas.com - 14/09/2022, 08:55 WIB
Tri Purna Jaya,
Reni Susanti

Tim Redaksi

LAMPUNG, KOMPAS.com - Sebuah mobil klasik keluaran tahun 1991 dimodifikasi secara ciamik menjadi supercar Lamborghini oleh Darmawan Wibisono (43), warga Kabupaten Pesisir Barat.

Material bahan yang digunakan sebagian besar adalah barang bekas.

Mobil berwarna hijau toska yang melintas di jalan raya Kelurahan Pasar Krui itu menarik pandangan warga setempat.

Baca juga: Diduga Mau Tawuran Antargeng Motor, Ratusan Pelajar di Lampung Diamankan Polisi, 5 Senjata Tajam Disita

Penampilannya yang menyerupai mobil sport Lamborghini membuat tidak ada satu pun yang menyangka mobil itu sebenarnya hasil modifikasi.

Di tangan dingin nan terampil Darmawan, mobil yang sebenarnya sedan Honda Maestro Double WS itu berganti baju menjadi supercar asal Negeri Pizza, Italia.

“Ini bahannya semua dari barang bekas, besinya sampai pelatnya,” tutur Darmawan saat dihubungi via telepon, Selasa (13/9/2022) malam.

Terhitung pemodifikasian mobil itu memakan waktu hingga tiga tahun (on-off) di bengkel sederhananya.

Seluruh pengerjaan dilakukan Darmawan sendiri.

“Tiga tahun baru jadi, kalau ada uang lebih atau dapat bahan saya lanjut,” kata Darmawan.

Material barang bekas

Honda Maestro 1991 yang dimodif menjadi Lamborghini menggunakan barang bekas oleh Darmawan (43) warga Kabupaten Pesisir Barat.KOMPAS.com/DOK. Tribun Lampung/Saidal Arif Honda Maestro 1991 yang dimodif menjadi Lamborghini menggunakan barang bekas oleh Darmawan (43) warga Kabupaten Pesisir Barat.

Selama proses pengerjaan, Darmawan mengaku sama sekali tidak menggambar rancangan atau desainnya terlebih dahulu.

Berbekal video tentang Lamborghini yang dilihatnya di sebuah kanal YouTube, Darmawan mengira-ngira bentuk sambil menyesuaikan dengan rangka Honda Maestro miliknya itu.

“Saya enggak ngerti (mendesain), Bang. Ada bahan ya saya pas-pasin terus saya bentuk dari contoh,” kata Darmawan.

Baca juga: Keseimbangan dalam Inersia, Tari Tradisional Lampung Bernuansa Kontemporer

Semua bagian pun dikerjakannya secara manual tanpa alat canggih.

Material yang digunakan Darmawan di antaranya pelat papan nama, drum bekas, spandek atap, dan pipa besi bekas.

“Rata-rata sih barang rongsok,” kata Darmawan.

Terkait berapa uang yang dihabiskannya untuk membuat Lamborghini itu, Darmawan mengaku tidak tahu persis.

“Bikinnya nyicil, Bang. Kalau ada duit kita lanjut, kalau lagi enggak ada duit kita setop. Jadi ya enggak tahu udah habis berapa,” kata Darmawan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Status Kepegawaian Belum Jelas, PPDI Kebumen Curhat ke Bupati

Regional
Kesal 'Di-prank', Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Kesal "Di-prank", Seorang Pemuda Aniaya Kakeknya

Regional
Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Nelayan di Merauke Papua Temukan Mayat dengan Kepala Sudah Terpisah

Regional
Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Gibran Tanggapi soal DPRD Singgung Pembangunan Masjid Sriwedari Belum Selesai dalam Rapat Paripurna

Regional
Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Tak Nafkahi Anak Setelah Bercerai, Pria di Aceh Timur Ditangkap Polisi

Regional
UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

UTBK-SNBT Dimulai, 10 Peserta di Lampung Tak Bawa Surat Keterangan Lulus

Regional
Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Bukit Rhema Gereja Ayam Gratiskan Tiket untuk Timnas U-23 Indonesia, Promo Selama Setahun

Regional
PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

PHRI Solo Kecewa Status Internasional Bandara Adi Soemarmo Dicabut

Regional
Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Satpam di Agam Ditemukan Tewas, Sejumlah Bagian Tubuh Hilang

Regional
Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Bayi di Lebak Banten Diserang Monyet Liar, Perut korban Robek karena Gigitan

Regional
Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Perahu Terbalik Diterjang Ombak, Seorang Nelayan Hilang di Perairan Nusakambangan

Regional
MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

MenPAN-RB: Presiden Larang Pemda Buat Aplikasi Baru, Persulit Masyarakat

Regional
Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Monyet Liar Serang Bayi di Lebak Banten, Korban Terluka Parah Pada Bagian Perut

Regional
Terdampak Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Ditutup Sementara

Terdampak Abu Vulkanik Gunung Ruang, Bandara Djalaluddin Gorontalo Ditutup Sementara

Regional
Kenang Brigadir RAT, Keluarga di Manado Gantung Seragam Polisi Milik Almarhum di Teras Rumah

Kenang Brigadir RAT, Keluarga di Manado Gantung Seragam Polisi Milik Almarhum di Teras Rumah

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com