Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumur Sedalam 94 Meter di Sragen Keluarkan Gas dan Bisa Terbakar

Kompas.com - 05/09/2022, 22:19 WIB
Labib Zamani,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

SRAGEN, KOMPAS.com - Sumur Penyediaan Air Minum dan Sanitasi Berbasis Masyarakat (Pamsimas) di Dukuh Kwayon, Desa Jambanan, Kecamatan Sidoharjo, Sragen, Jawa Tengah, mengeluarkan gas dan bisa terbakar.

Sumur itu mengeluarkan gas setelah pengeboran mencapai kedalaman 94 meter.

Kepala Desa Jambanan, Sidoharjo, Sragen, Sugino Welly mengatakan, pengeboran sumur Pamsimas di Dukuh Kwayon dimulai sekitar pertengahan Agustus 2022.

Pembuatan sumur Pamsimas itu rencananya untuk mencukupi kebutuhan air bersih bagi 118 sambungan rumah (SR) di tiga Rukun Tetangga (RT) Dukuh Kwayon.

Baca juga: Hilang Tiga Hari, Kakek di Gowa Ditemukan Tewas di Dalam Sumur

Welly menambahkan awalnya sumur Pamsimas mengeluarkan air dengan kedalaman 30 meter. Tetapi hanya berlangsung sebentar. Sekitar 30 menit kemudian sumber air berhenti.

"Kemudian ditambah lagi kedalamannya sekitar 40 meter. Tapi sama saja tidak keluar air. Karena sudah sore pembuatan sumur dalam untuk Pamsimas itu dihentikan," kata Welly dihubungi Kompas.com, Senin (5/9/2022).

Pengeboran kembali dilanjutkan keesuk harinya dengan menambah kedalaman, pada Jumat (2/9/2022) sekitar pukul 10.45 WIB. Namun, justru di dalam sumur itu terdengar suara seperti air mendidih.

"Terus dicoba disulut pakai korek api ternyata gas (keluar api). Terus sumurnya ditutup," ungkap dia.

Menurutnya peristiwa sumur bor muncul gas dan bisa terbakar ini baru kali pertama terjadi di Dukuh Kwayon, Sragen.

Dikatakan Welly, pembuatan sumur bor sudah banyak dilakukan warga Sragen. Umumnya mereka membuat sumur dalam untuk kebutuhan irigasi pertanian. Sumur bor ini kedalamannya maksimal 80 mater dan tidak memunculkan gas.

"Itu normal sampai sekarang. Lha ini (sumur Pamsimas) kedalaman 94 meter memang kultur tanahnya beda. Kayak lempung dan pasir. Jadi beda dengan yang di atas-atasnya. Sebenarnya kedalam 75 itu air normal," kata Welly.

Setelah mengeluarkan gas, pengeboran sumur Pamsinas dihentikan. Untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan lokasi pengeboran sumur Pamsimas dipasangi garis polisi.

Sebagai gantinya, kata Welly pengeboran sumur dalam untuk Pamsimas dilakukan di lokasi lain radius sekitar 200 meter dari lokasi awal.

"Karena itu (sumur Pamsimas) program dari Kementerian," jelas dia.

Dia mengatakan sumur bor untuk Pamsimas itu sudah dicek oleh Dinas Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Kabupaten Sragen untuk mengetahui kandungan gas tersebut.

"Gasnya sementara aman-aman saja tidak berbau," jelas Welly.

Terpisah Kapolsek Sidoharjo AKP Harno mengatakan, pihaknya sudah mengecek sumur bor untuk Pamsimas yang mengeluarkan gas. Lokasi sumur tersebut sudah dipasangi garis polisi.

"Sudah kita pasangi garis polisi biar tidak didekati masyarakat sambil menunggu pengecekan dari ESDM Solo berbahaya atau tidak," ungkap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Bangun Sarang Burung Walet di Belakang Gedung, Kantor Desa di Pulau Sebatik Ini Dapat Kas Rp 2 juta Sekali Panen

Regional
Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Juru Parkir Hotel di Purwokerto Tewas Ditembak Pengunjung

Regional
WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

WNA yang Aniaya Sopir Taksi di Bali Tertangkap Saat Hendak Kabur ke Australia

Regional
25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

25 Ruko di Pasar Bodok Kalbar Terbakar, Diduga akibat Korsleting Listrik

Regional
Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Prakiraan Cuaca Semarang Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Malam Ini Berawan

Regional
Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Seorang Nenek Jatuh dan Diseret Jambret di Pekanbaru, 2 Pelaku Ditangkap

Regional
Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Kronologi Operator Ekskavator di Tanah Datar Terseret Lahar Dingin Saat Bekerja

Regional
Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Viral, Video Pedagang Duku Dipalak dan Tas Dirampas Preman di Lampung Tengah

Regional
Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Marinir Gadungan Tipu Mahasiswi di Lampung, Korban Diajak Menikah hingga Rugi Rp 2,8 Juta

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Siang ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Buntut Pencemaran Laut, DKP Jateng Pastikan Tambak Udang di Karimunjawa Ditutup Tahun Ini

Regional
Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Kronologi 3 Pria di Demak Paksa Bocah 13 Tahun Berhubungan Badan dengan Pacar, Direkam lalu Diperkosa

Regional
[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

[POPULER REGIONAL] Polemik Jam Operasional Warung Madura | Cerita di Balik Doa Ibu Pratama Arhan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com