Sementara Panglima Kodam (Pangdam) XVII/Cenderawasih Mayjen Saleh Mustafa menyatakan, TNI tidak berusaha menutup-nutupi penanganan kasus tersebut.
Dia mempersilahkan pihak luar untuk ikut mengawasi.
Terkait pernyataan Komnas HAM Papua yang belum diberikan akses bertemu dengan keenam tersangka, Saleh memastikan akses akan segera diberikan.
"Tim investigasinya itu dari pusat, Kita sudah sampaikan untuk diberikan akses dan nanti akan diberikan. Bukan tidak diberikan tapi sekarang dalam proses penyidikan, nanti setelah selesai penyidikan nanti diberikan akses kepada Komnas HAM," tuturnya.
Baca juga: 2 Prajurit TNI Ikut Nikmati Uang Rampokan Rekannya dalam Kasus Mutilasi Mimika, Kini Turut Diperiksa
Diberitakan sebelumnya, empat warga di Kabupaten Mimika, Papua menjadi korban mutilasi. Saat ini sudah ada enam oknum TNI dan tiga warga sipil yang ditetapkan sebagai tersangka.
Para pelaku mulanya berkomplot dengan berpura-pura menjual senjata api. Korban yang tergiur lantas membawa uang Rp 250 juta dan menemui pelaku.
Pada Senin (22/8/2022) empat korban dibunuh dan dimutilasi. Jasadnya dimasukkan dalam enam karung. Pelaku lalu merampas uang ratusan juta tersebut.
Dua jenazah korban mutilasi ditemukan di lokasi yang tidak berjauhan, yaitu di Sungai Kampung Pigapu, distrik Iwaka, Kabupaten, Mimika, Papua pada Jumat (26/8/2022) dan Sabtu (27/8/2022).
Jasad ketiga dan keempat ditemukan pada Senin (29/8/2022) dan Rabu (31/8/2022).
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.