Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tolak Kenaikan Harga BBM, Mahasiswa Banten Bakar Ban hingga Tutup Jalan

Kompas.com - 05/09/2022, 17:15 WIB
Rasyid Ridho,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SERANG, KOMPAS.com - Mahasiswa yang tergabung dalam Gempur Banten berunjuk rasa di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Provinsi Banten, Jalan Raya Syekh Nawawi Albantani, Kota Serang, Senin (5/9/2022).

Dalam aksinya, puluhan mahasiswa secara bergantian berorasi kemudian membakar ban bekas di tengah jalan di depan gedung rakyat.

Alhasil, arus lalulintas  kendaraan dari arah Palima menuju Terminal Pakupatan ditutup.

Baca juga: Harga BBM Naik, Beban Jasa Angkutan Logistik Diperkirakan Naik 25 Persen

Humas Gempur Banten, Muhammad Nur Lathif mengatakan, setidaknya ada tiga tuntutan yang disuarakan mahasiswa.

Yakni, tolak harga kenaikan BBM, turunkan harga pokok pangan, dan berantas mafia penimbun BBM.

"Kita menuntut kepentingan rakyat dimana seketika rakyat mulai bangkit dari menghadapi pandemi Covid-19 yang kian membaik. Tapi, justru pemerintah memberikan pandemi lebih besar yaitu menaikkan harga Bahan Bakar Minyak," kata Lathif kepasa wartawan di sela-sela aksi, Senin.

Sejumlah mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan gedung DPRD Banten. Aksinya dilakukan dengan cara membakar ban dan menurup satu jalur jalan Syekh Nawawi Al Bantani.KOMPAS.COM/RASYID RIDHO Sejumlah mahasiswa menggelar aksi unjuk rasa menolak kenaikan harga BBM di depan gedung DPRD Banten. Aksinya dilakukan dengan cara membakar ban dan menurup satu jalur jalan Syekh Nawawi Al Bantani.

Menurutnya, kenaikan harga BBM akan memengaruhi harga kebutuhan masyarakat lain, terlebih harga pangan akan naik akibat meningkatnya cost produksi dan cost distribusi. 

"Harga BBM yang saat ini sudah mencapai 10.000 untuk Pertalite ini sangat tidak bisa dibiarkan karena justru mencekik hak-hak kepentingan rakyat," beber dia.

Baca juga: Pemerintah Umumkan Kenaikan Harga BBM Bersubsidi Mendadak, Mahasiswa di Banyumas: Rakyat Ditipu

Selain itu, mahasiswa menuntut pemerintah untuk dapat menstabilkan harga bahan pokok.

"Harapannya bahwa ekonomi harus dikedepankan untuk kepentingan rakyat," tegasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi di Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Banjir Luwu, Korban Meninggal Jadi 10 Orang, 2 Masih Dicari

Regional
Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Capaian Keuangan Sumsel, Nilai Ekspor 503,09 Juta Dollar AS hingga NTUP Naik 1,5 Persen 

Regional
Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Pemprov Sumsel dan Pemerintah Kanada Perkuat Kerja Sama Tangani Perubahan Iklim lewat Sektor Pertanian

Regional
Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Gempa Bumi Magnitudo 4,9 Guncang Sumba Barat Daya NTT

Regional
Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Seorang Ibu di Kupang Potong Tangan Anaknya hingga Nyaris Putus

Regional
Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Aktivitas Gunung Ile Lewotolok Meningkat dalam Tiga Hari Terakhir, Status Siaga

Regional
3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

3 Tahun Bersembunyi Usai Membakar Rumah dan Sepeda Motor, 7 Pria di NTT Serahkan Diri ke Polisi

Regional
Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Jaksa Beberkan Dugaan Korupsi Kades Wailebe NTT yang Ditetapkan Jadi Tersangka

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com