Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Harga BBM Naik, Pengamat: Isyaratnya Sudah Lama, Pemerintah Tarik Ulur Kebijakan

Kompas.com - 04/09/2022, 16:55 WIB
Maya Citra Rosa

Penulis

KOMPAS.com - Pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) jenis Pertalite, Solar dan Pertamax, Sabtu (3/9/2022) tepat pukul 14.30 WIB kemarin.

Keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ini menuai respon kekecewaan dari masyarakat di berbagai daerah, karena kenaikan harga BBM yang terkesan sudah dipersiapkan pemerintah sejak lama.

Hal ini terlihat dari program dan kebijakan pemerintah yang tarik ulur saat memutuskan permasalahan BBM Bersubsidi.

Pengamat Kebijakan publik sekaligus Dosen FISIP Universitas Sriwijaya Dr MH Thamrin mengatakan, isyarat atau tanda-tanda mengenai kebijakan kenaikan harga ini sebenarnya sudah terlihat cukup lama.

Menurutnya, gerak-gerik kenaikan harga BBM ini terlihat saat semakin besarnya subsidi BBM dari APBN, karena harga jual di bawah harga keekonomian masyarakat yang terus meningkat, sementara harga minyak mentah di pasar dunia juga ikut naik, puncaknya $100 dollar per barel.

Baca juga: Tiket Bus di Terminal Giwangan Yogyakarta Naik Rp 50.000 akibat Kenaikan Harga BBM

"Isyarat tentang kebijakan kenaikan harga ini sebenarnya sudah cukup lama terlihat," ujar Thamrin.

Pemerintah juga menyebut 70 persen subsidi justru dinikmati kelompok masyarakat yang mampu seperti pemilik mobil pribadi menjadi pertimbangan kenaikan BBM.

"Jumlah konsumsi BBM bersubdisi terus meningkat secara volume, sehingga dikhawatirkan beban APBN kian berat dan berisiko jebol," ujarnya diwawancarai via WhatsApp, Minggu (4/9/2022).

Selain itu, kebijakan tarik ulur pemerintah semakin terlihat setelah meluncurkan BLT BBM per 1 September lalu, penggunaan aplikasi MyPertamina, hingga identifikasi ganjil genap yang diberlakukan.

"Isyarat yang cukup jelas bahwa ini bukan sekedar pembatasan penjualan BBM Bersubsidi, tapi cepat atau lambat kenaikan harga menjadi keniscayaan," ujarnya.

Thamrin menambahkan, kenaikan harga BBM ini terkesan spontan bagi masyarakat diakibatkan ulah pemerintah itu sendiri yang seringkali tidak kompak dalam melontarkan kebijakan.

Baca juga: Harga BBM Naik, Pengemudi Ojol dan Sopir Angkot Menjerit

"Ini akibat ulah pemerintah sendiri dengan berbagai lontaran komentar pejabat yang sering tidak kompak dan rencana kebijakan yang tarik ulur," tambahnya.

Dosen Unsri ini khawatir, jika kebijakan pemerintah terus dilakukan demikian, maka akan terjadi pergolakan di berbagai daerah.

"Iya. Kenaikan sudah jelas sekali isyaratnya. Tapi bagaimana cara mengeksekusinya tampaknya pemerintah gamang. Akibat nya, muncul potensi risiko masalah baru," tuturnya.

Sebagai informasi, berikut penyesuian harga BBM Pertalite, Solar subsidi dan Pertamax:

Pertalite dari Rp 7.650 per liter menjadi Rp 10.000 per liter

Solar subsidi dari Rp 5.150 per liter menjadi Rp 6.800 per liter

Pertamax dari Rp 12.500 menjadi Rp 14.500 per liter.

Sumber: Kompas.com (Penulis Kontributor Kabupaten Bogor, Afdhalul Ikhsan | Editor Reni Susanti)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Ikut Pilkada 2024, Bos Properti Semarang Ambil Formulir Pendaftaran di PDI-P

Regional
Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Gempa M 5,2 Guncang Lombok Barat, Tidak Berisiko Tsunami

Regional
Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com