Namun dalam pengucapan bahasa daerah menimbulkan persoalan antara huruf r dan l. Huruf tersebut kerap digunakan secara bergantian untuk mengucapkan Rote, yakni Rote dan Lote.
Dokumen resmi pemerintah yang berasal dari pulau ini menggunakan nama Rote, sedangkan dokumen pemerintah pusat sebagian besar menggunakan Roti. Nama ini yang digunakan dalam peta Indonesia pada umumnya maupun peta-peta dunia saat ini.
Namun umumnya, orang Rote maupun warga Nusa Tenggara Timur telah menggunakan nama Pulau Rote.
Nama tersebut yang lebih populer dan familiar bagi orang Nusa Tenggara Timur.
Letak Pulau Rote di Kabupaten Rote Ndao antara 10 deraja 25' LS - 11 derajat 00' Lintang Selatan dan 121 derajat 49' - 123 derajat 26' Bujur Timur.
Baca juga: Sasando, Senandung Cinta untuk Sang Putri dari Pulau Rote
Secara geografis Kepulauan Rote Ndao berada di antara Benua Asia dan Benua Asutralia. Wilayahnya juga berada di antara Laut Sawu dan Samudera Hindia.
Luas wilayah Pulau Rote sekitar 1.222,8 Km2.
Pulau Rote berbatasan dengan sejumlah wilayah, yaitu
Sebagian besar penduduk yang mendiami Pulau Rote/Kabupaten Rote adalah suku-suku kecil Rote Nes, Keo Nes, Bara Nes, Pilo Nes, dan Fole Nes.
Suku-suku tersebut mendiami wilayah kesatuan adat yang disebut Nusak.
Semua Nusak yang terdapat di Pulau Rote disatukan dalam wilayah kecamatan.
Masyarakat Rote Ndao mengenal yang menyebutkan bahwa awal mula orang Rote datang dari utara, yang konon kini disebut Ceylon. Mereka datang menggunakan perahu lete-lete.
Bahasa orang Rote termasuk dalam rumpun Austronesia, dari Melayu Polinesia yang terbagi dalam beberapa dialek.
Mata pencaharian orang Rote adalah berladang, menangkap ikan, beternak, menyadap nia, dan kerajinan lontar.
Wanita suku Rote mengerjakan kerajinan menenun kain tradisional, anyaman pandan, dan lain sebagainya.