Berdasarkan keterangan Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika, gempa M 6,1 di Mentawai berkedalaman 24 kilometer.
Titik gempa berada di laut pada jarak 12 kilometer arah barat laut Siberut Barat, Kepulauan Mentawai.
Pelaksana Tugas Kepala Pusat Gempabumi dan Tsunami BMKG Daryono menyampaikan bahwa gempa ini tidak berpotensi tsunami.
"Gempa bumi ini merupakan kelanjutan aktivitas gempa yang terjadi sebelumnya pada pukul 00.04 WIB dengan M 4,9 dan pukul 05.34 WIB dengan M 5,8," terangnya dalam pesan yang diterima Kompas.com, Senin.
Daryono mengungkapkan, gempa bumi M 6,1 dirasakan di sejumlah daerah di Sumbar dengan skala intensitas yang beragam.
Baca juga: Soal Gempa M 6,1 di Mentawai, BMKG: Kelanjutan Aktivitas Gempa yang Terjadi Sebelumnya
Di Siberut, skala intensitas gempa V-VI MMI (Modified Mercally Intensity). Dalam skala ini, getaran dirasakan oleh semua penduduk. Kebanyakan semua terkejut dan lari keluar.
Sedangkan, di daerah Tuapejat, Kepulauan Mentawai; dan Painan, Pesisir Selatan, berskala intensitas III-IV MMI. Dalam skala ini, apabila gempa terjadi pada siang hari, bisa dirasakan oleh orang banyak dalam rumah.
Adapun di Padang skala intensitasnya III MMI. Dalam skala ini, getaran dirasakan nyata dalam rumah. Getaran tersebut dirasakan seperti ada truk yang melaju.
Mengenai gempa ini, BMKG mengimbau masyarakat supaya tetap tenang dan tidak terpengaruh oleh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Selain itu, BMKG juga mengimbau masyarakat agar menghindari bangunan yang retak atau rusak diakibatkan oleh gempa.
"Periksa dan pastikan bangunan tempat tinggal Anda cukup tahan gempa, ataupun tidak ada kerusakan akibat getaran gempa yang membahayakan kestabilan bangunan sebelum Anda kembali ke dalam rumah," jelasnya.
Baca juga: Gempa Mentawai Terasa hingga Padang, Warga Berhamburan Keluar Rumah meski Hujan