KOMPAS.com - Keributan di acara organ tunggal membuat warga Desa Sanolo dan Desa Sondosia di Kecamatan Bolo, Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), berstitegang.
Kedua warga bahkan melakukan blokade jalan masuk ke desa mereka dengan kayu dan batu.
"Warga Desa Sanolo keberatan dituduh sebagai pelaku. Katanya, mereka juga jadi korban dalam kasus penganiayaan itu," kata Kepala Bagian Operasi Kepolisian Resor (Polres) Bima, Kompol Herman
Baca juga: Wanita Pegawai Bank di Bali Dibunuh Pacar, Mayat Dibuang di Selokan dan Mobil Dibawa Kabur
Herman menjelaskan, sebelumnya terjadi penganiayaan terhadap Wildan, warga Desa Sondosia.
Kedua warga desa itu pun saling tuduh telah melakukan penganiayaan memakai senjata tajam.
"Wildan dianiaya hingga luka robek di kepala saat acara organ tunggal di Desa Sanolo. Pelakunya tidak dikenal, namun dicurigai orang Sanolo," ucap Herman.
Baca juga: Dipicu Kasus Pembacokan, Warga 2 Desa di Bima Bersitegang hingga Saling Blokade Jalan
Sementara itu, akibat blokade jalan itu membuat arus lalu lintas macet.
Namun, polisi akhirnya berhasil melakukan mediasi dan meminta warga menyerahkan kasus penganiayaan ke polisi.
Polisi juga meminta korban untuk segera membuat laporan ke kantor Polres Bima.
Seperti diberitakan sebelumnya, tak ada korban jiwa dalam insiden itu.
"Sempat bersitegang namun tidak sampai bentrok. Korban tadi langsung kita arahkan untuk melapor biar bisa langsung kita selidiki kasus ini," jelasnya.
(Penulis : Kontributor Bima, Junaidin | Editor : Dita Angga Rusiana)
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.