Sejumlah alat musik tradisional Minangkabau, yaitu saluang (seruling panjang), talempong (bonang Minang), rabab, aguang, sarunai, maupun pupuik tanduak.
Minangkabau memiliki sejumlah tari tradisional. Selain sebagai hiburan, tari tradisional juga menggambarkan kondisi masyarakat setempat.
Sejumlah tari tradisional di Minangkabau seperti Tari Piring, Tari Lilin, Tari Payung, Tari Rantak, Tari Indang, maupun Tari Pasambahan.
Contoh Tari Piring, tari yang telah dikenal sejak abad ke-12 ini merupakan bentuk pemujaan kepada Dewa Padi yang dipertunjukan ketika musim panen tiba.
Setelah Islam masuk ke Sumatera Barat, Tari Piring mengalami penyesuaian dengan menghilangkan unsur-unsur yang bertentangan dengan ajaran Islam.
Tari Piring tidak dipersembahakan kepada dewa melainkan kepada raja-raja atau pembesar negeri.
Rata-rata tari di Minangkabau ditarikan oleh sejumlah penari.
Makanan Minang terkenal di seluruh nusantara bahkan ke luar negeri.
Salah satu makanan tradisional suku Minang yang terkenal adalah rendang.
Rendang merupakan masakan yang diperkenalkan saudagar India pada sekitar abad ke-15, di pantai barat Sumatera.
Rendang yang diperkirakan telah ada sejak abad ke-16 merupakan bekal merantau orang Minang.
Saat, orang Minang melakukan perjalanan menuju Selat Malaka hingga ke Singapura melewati sungai selama sebulan.
Para perantau tadi menyiapkan rendang sebagai bekal makanan, karena rendang yang di masak kering dapat awet.
Rendang dari kata "merandang", artinya memasak santan hingga mengering secara perlahan. Metode pengawetan ini dilakukan oleh masyarakat Minang.
Rumah adat suku Minang adalah Rumah Gadang, rumah adat ini juga disebut sebagai Rumah Godang, Bagonjong, dan Baanjuang.
Ciri rumah adat suku Minang yang masih lestari ini terlihat pada puncak atapnya yang runcing seperti tanduk kerbau.
Bagian atap yang melengkung dan runcing disebut gonjong. Gonjong ini menjadi ikon bagi masyarakat Minangkabau.
Rumah adat Minangkabau berbentuk empat persegi panjang dan terdiri dari dua bagian, yaitu bagian depan dan bagian belakang.
Baca juga: Rumah Gadang, Arsitektur Beradat di Ranah Minang
Umumnya, bagian depan Rumah Gadang penuh ukiran dengan motif akar, bunga, dan daun, dalam bidang jajaran genjang maupun empat persegi panjang.
Sedangkan di bagian belakang, Rumah Gadang dilapisi dengan belahan bambu.