Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Disdikbud Magelang Berikan "Trauma Healing" di Sekolah Pelajar yang Tewas Dianiaya Temannya

Kompas.com - 05/08/2022, 21:32 WIB
Kontributor Magelang, Ika Fitriana,
Dita Angga Rusiana

Tim Redaksi

MAGELANG, KOMPAS.com - Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, memberikan pendampingan berupa trauma healing kepada para siswa yang bersekolah di SMP tempat WS (13) belajar.

WS adalah korban meninggal dunia diduga akibat dianiaya oleh temannya sendiri, di Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Kamis (4/8/2022).

Kepala Disdikbud Kabupaten Magelang, Azis Amin Mujahidin menjelaskan, trauma healing yang diberikan berupa pembelajaran yang menyenangkan, humanis, dan motivasi agar siswa tetap bersemangat belajar.

"Semua (diberi trauma healing). Awalnya prioritas siswa yang satu kelas dengan korban, tapi akhirnya semua kita berikan. Pembelajaran yang menyenangkan persuasif, humanis, ini masih dalam tantangan adatif baru, harus pelan-pelan," terang Azis, ditemui di sekolah korban di Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jumat (5/8/2022).

Baca juga: Pelajar di Magelang Tewas Dianiaya Temannya, Polisi Temukan Arit dan Batang Kayu di Lokasi Penemuan Jasad

Azis berujar, trauma healing akan diberikan setidaknya selama satu sampai dua pekan ke depan. Hasil pengamatan di sekolah, pihaknya melihat kejadian ini mempengaruhi kondisi mental para siswa. Apalagi saat ini pada masa orientasi siswa baru.

"Ya, sekian persen terpengaruh. Di sisi lain bagaimana kita menjaga nyala api semangat pembelajaran ini. Kita juga menyadari betul, pasti mereka menerima informasi dari sana kesini," ucap Azis.

Tidak hanya bagi para siswa, kata Azis, tapi juga orangtua atau wali siswa dikumpulkan untuk diberi edukasi. Hal ini dipandang penting agar mereka tidak mengalami trauma akibat kejadian tragis ini.

"Jangan sampai ada trauma terhadap peristiwa ini. Kita juga akan berikan edukasi, doa bersama setiap hari. Besok juga akan kita lakukan edukasi, informasi kepada orangtua semua kelas 7,8,9. Kita panggil secara shift kita berikan informasi secara proporsonal dan lebih meningkatkan pendampingan terhadap anak-anaknya," papar Azis.

Pendampingan juga diberikan kepada keluarga korban yang hingga saat ini masih terguncang.

"Kita selalu arahkan, setiap hari harus ada yang mendampingi bersimpatik dan membesarkan hati keluarga (korban) dan menjadi kewajiban kita semua di kala saudara berduka bau-membahu membesarkan mental," tutur Azis.

Azis mengaku sangat terpukul dengan kejadian ini. Dia pun memastikan akan terus mengawal kasus yang sudah ditangani oleh Polres Magelang ini. Kasus ini sekaligus menjadi evaluasi bagi lembaganya agar ke depan tidak terulang kembali.

Pihaknya mengajak sekolah dan semua pihak agar tak memberikan informasi yang tidak benar dan proporsonal, apalagi asumsi. Pasalnya, ini kasus sudah ditangani oleh pihak yang berwenang.

"Ya semuanya harus bersama-sama atau tanggungjawab bersama, sekolah harus menciptakan lingkungan produktif, yang komukatif, yang menyenangkan interaktif, kemudian membangun komunikasi intens terhadap trilogi pendidikan, yaitu di sekolah, masyarakat dan keluarga," Azis.

Sebelumnya diberitakan, seorang remaja, WS (13), ditemukan meninggal dunia dengan tubuh penuh luka di perkebunan kopi di Desa Baleagung, Kecamatan Grabag, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Kamis (4/8/2022).

Polisi setempat sudah mengamankan terduga pelaku penganiayaan yang merupakan teman sekolah korban. Motif sementara, kejadian ini dipicu oleh perkara pencurian ponsel korban yang dilakukan terduga pelaku.  

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Korupsi Modal Bank, Mantan Kepala Bapedda Bireuen Divonis 3 Tahun Penjara

Regional
Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Ratusan Polisi Dikerahkan Amankan Krui World Surf 2024

Regional
Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Eks Ketua DPRD Kota Semarang Jadi yang Pertama Ambil Formulir Pilkada di PDI-P

Regional
Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Oknum Petugas Bea Cukai Ketapang Ditangkap Kasus Perdagangan 566 Ekor Burung Dilindungi

Regional
Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Terbongkar, Aksi Pelecehan Seksual Guru terhadap Anak 15 Tahun

Regional
Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Gugatan Wanprestasi ke Gibran Ditolak Hakim, Almas Tak Akan Banding

Regional
Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Citilink Awali Pelayanan di Bandara Rendani dengan Pesawat Cargo Airbus 320 Rute Manokwari-Jakarta

Regional
Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Polda Sumsel Turun Tangan, Jadi Mediator Konflik Sengketa Lahan

Regional
Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Banjir di Lebak Surut, Warga Mulai Bersihkan Sisa Lumpur dan Sampah

Regional
Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Truk Mebel Tabrak Truk Marmer di Turunan Bawen, Satu Orang Tewas

Regional
Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Pj Walkot Pekanbaru Sambut Anggota Komwil I Apeksi di Jamuan Makan Malam Bersama

Regional
Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Kasus Mayat Dalam Koper di Cikarang, Istri Pembunuh Syok dan Pilih Batalkan Resepsi Pernikahan

Regional
Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Jelang Pilkada, Dico Ganinduto Sebut Surveinya di Jateng Baik

Regional
KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

KPU Bangka Kurangi Jumlah TPS pada Pilkada 2024, dari 911 Jadi 600-an

Regional
500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

500-600 Ton Sampah Harian Kota Padang, 61 Persen Sisa Makanan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com