Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Wilayah Tambang Ilegal di Pegunungan Papua Jadi Tempat Transaksi Sabu, Dibarter dengan Emas

Kompas.com - 05/08/2022, 15:19 WIB
Dhias Suwandi,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

JAYAPURA, KOMPAS.com - Peredaran narkotika jenis sabu di Provinsi Papua rupanya sudah mencapai wilayah pegunungan yang sebagian besar wilayahnya sulit diakses transportasi darat.

Dengan harga jual yang tinggi, sabu di wilayah pegunungan Papua umumnya dikonsumsi oleh beberapa jenis pekerja, yang paling banyak adalah para penambang ilegal.

Diresnarkoba Polda Papua Kombes Alfian menjelaskan, jasa ekspedisi biasanya digunakan para pengedar untuk mengirim sabu masuk ke Papua.

"Narkotika ini masuk ke Papua dari Jakarta, Surabaya dan Makassar. Mereka biasa kirim pakai jasa pengiriman dan kargo kapal," ujar Alfian di Jayapura, Kamis (4/8/2022).

Baca juga: Lolos Pemeriksaan 3 Bandara, WNA Malaysia Ditangkap di Bali, Bawa Kapsul Sabu-sabu

Umumnya pengiriman narkotika di Papua masuk melalui Jayapura dan Mimika, setelah itu baru tersebar ke kabupaten lain.

Kemudian, untuk sampai ke wilayah pegunungan, para pengedar hanya memiliki opsi pengiriman dengan jasa ekspedisi penerbangan karena belum tersedia akses transportasi darat.

Mengenai jumlah pengguna, Alfian belum bisa memastikannya. Hanya ia meyakini cukup banyak pengguna sabu di pegunungan.

"Ini cepat sekali menyebarnya, pengaruh lingkungan sangat menentukan, lalu karena (sabu) barangnya kecil mudah dibawa dan mereka iuran untuk beli, sampai anak remaja sekarang sudah pakai," kata dia.

Baca juga: Jadi Pengedar Sabu, Buronan Kasus Skimming Senilai Rp 5 Miliar Ditangkap di Bali

Ilustrasi Sabu, narkotika, narkoba jenis sabu. Ilustrasi Sabu, narkotika, narkoba jenis sabu.

Tambang ilegal

Alfian menyebut beberapa profesi yang biasa menjadi konsumen sabu, seperti para sopir dan penambang ilegal.

Namun, menurutnya, konsumen terbesar sabu di pegunungan Papua adalah para penambang ilegal karena mereka memiliki kemampuan membeli cukup tinggi.

Hal ini diketahui karena Diresnarkoba Polda Papua pernah survei di dua lokasi tambang di Papua yaitu Yahukimo dan Boven Digoel.

"Kalau di daerah tambang Yahukimo itu harganya mulai dari Rp 6 juta sampai Rp 20 juta per gram, tergantung kualitas barang," kata Alfian.

Dari hasil survei tersebut, para penambang umumnya mengaku menggunakan sabu agar bisa bekerja lebih lama.

Baca juga: Eks Guru Honorer di NTB Untung Rp 36 Juta Per Bulan dari Bisnis Sabu, Uangnya Dibagi ke Tetangga hingga Anak Yatim

Metode barter

Tingginya harga jual sabu di wilayah pertambangan ilegal membuat transaksi tidak menggunakan uang tunai.

Menurut Alfian, para penambang biasanya membeli sabu dengan sistem barter, sama ketika mereka melakukan pembelian bahan pokok.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

'Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya'

"Pak Jokowi Tolong Hukum Oknum Polisi Pembunuh Suami Saya"

Regional
 Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Pencari Rongsok Tewas Tertimpa Tembok Rumah yang Terdampak Proyek Jalan Tol

Regional
Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Biaya Pengembangan Kampus Tembus Ratusan Juta, Mahasiswa Unnes Geruduk Rektorat

Regional
Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Hakim Bebaskan Tersangka Kasus Mafia Tanah yang Ditangkap di Bandara Pangkalpinang

Regional
Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Pilkada Semarang, PDI-P Buka Peluang Berkoalisi dengan Gerindra

Regional
Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Temukan Mayat Tanpa Identitas di Hutan Kateri Malaka

Regional
Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Puluhan Balita Diduga Keracunan Usai Konsumsi Bubur PMT, Dinas PPKB Majene Beri Penjelasan

Regional
Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Berdalih Berikan Edukasi, Ayah Perkosa Anak Kandung di Serang Banten

Regional
20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

20 Babi di Lembata Mati Mendadak dalam 2 Pekan Diduga Akibat ASF

Regional
Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Pj Bupati Tangerang: Kolaborasi dan Sinergi Jadi Kunci Layanan Terbaik bagi Masyarakat

Regional
Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Satu Pasien di Pelosok Manggarai Timur NTT Meninggal saat Ditandu Lewati Jalan Tanah ke Puskesmas

Regional
Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Nekat Pulang dari RS demi Ikut UTBK di Unsoed, Nayla Kerjakan Soal dari Dalam Mobil

Regional
Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Maju sebagai Cagub Jateng, Sudaryono Bakal Berkoalisi dengan Partai Pendukung Prabowo-Gibran

Regional
4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

4 Tahun Cabuli Anak Tirinya, Pria di Wonogiri Ditangkap Polisi

Regional
Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Kronologi Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali, Berawal dari Hubungan Sesama Jenis

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com