Makanya, mereka membuat akun yang diberi nama Isorayo, yang dalam bahasa Indonesia berarti "bisa enggak ya".
"Sebelum membuat video di YouTube, kita sempat ragu, kira-kira anak-anak kayak kita itu bisa enggak ya bikin konten di YouTube," terang dia.
Sejauh ini, sudah ada 15 video yang diunggah di aplikasi tersebut, dengan total 13.822 kali ditonton.
Menurutnya, membuat ide ataupun mengisi konten di YouTube cukup sulit, terlebih dengan keterbatasan yang mereka miliki.
Sebab, ada bahan-bahan yang mesti dipersiapkan agar kontennya dapat dilihat dan disukai oleh yang melihatnya.
"Kalau buat video susah sih, karena kita harus benar-benar mempersiapkan bahan untuk cerita, eksekusi video, mengedit, terus kadang butuh waktu untuk mengedit subtitlenya untuk anak-anak tuna rungu, karena mereka enggak tahu suaranya, jadi membaca subtitlenya," jelas dia.
Dirinya mengaku mempunyai tujuan khusus di dalam membuat konten yang berisikan keseharian mereka yang memang hidup berkebutuhan khusus.
"Tujuannya untuk menginspirasi anak-anak difabel lain agar bisa lebih percaya diri dan enggak takut mencoba. Untuk teman-teman difabel jangan pernah takut untuk mencoba, dan tetap semangat," ujar dia.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.