Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Guru Besar Unpad Sebut Stagflasi Tak Bisa Dihindari, Jika Ekonomi Jabar Terpuruk Dampaknya Terasa di Nasional

Kompas.com - 15/07/2022, 19:36 WIB
Aam Aminullah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

SUMEDANG, KOMPAS.com - Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Unpad Prof Arief Anshory Yusuf mengatakan, stagflasi di Indonesia termasuk Jawa Barat, tidak bisa dihindari.

Stagflasi atau kondisi pertumbuhan ekonomi yang mengalami perlambatan ini terjadi karena inflasi yang terdorong naik akibat tekanan inflasi global.

"Ini terjadi karena dampak Covid-19 sama krisis perang. Indonesia ini kan negara net importer makanan (negara yang membeli barang dari negara lain lebih banyak)," ujar Arief kepada Kompas.com melalui sambungan telepon WhatsApp, Jumat (15/7/2022).

Arief menuturkan, karena net importer makanan, jika harga global naik, otomatis Indonesia akan terkena imbasnya secara langsung.

Baca juga: Antisipasi Bahaya Stagflasi, Wagub Jabar Minta Bupati Wali Kota Tingkatkan Produksi Pangan

"Itu pasti kita akan kena imbas karena negara kita net importer, bukan pengekspor atau swasembada. Tapi kan negara kita gak swasembada, banyaknya itu impor. Terutama makanan seperti jagung, kedelai," tutur Arief.

Jadi, kata Arief, karena Indonesia merupakan negara pengimpor makanan maka secara netto, akan terimbas secara langsung dengan apa yang terjadi di global.

"Nah, stagflasi itu terjadi. Secara kebetulan negara kita ini sedang recovery/pemulihan dari krisis Covid-19," sebut Arief.

Selain itu, di satu sisi juga kebijakan dari negara-negara besar, seperti Amerika, menurunkan inflasinya dengan cara mengurangi atau mengetatkan kebijakan moneter.  Ini juga ada kemungkinan dollar meningkat.

Oleh karena itu, pemerintah harus segera melakukan antisipasi. Terutama, Pemprov Jabar, karena jika ekonomi Jabar terpuruk dampaknya akan terasa dalam skala nasional.

Selain itu, jika inflasi terus naik dan tak terkendali, angka kemiskinan akan melesat naik.

"Untuk masalah global, solusi permanennya berarti harus selesai di tingkat global. Tapi antisipasinya pemerintah harus siap, karena inflasi ini yang paling kena dampaknya adalah masyarakat golongan bawah," beber dia.

Baca juga: Pengendalian Harga Pangan di Karawang Terkendala Pasokan, Pemprov Jabar Ingatkan soal Stagflasi

Masyarakat golongan atas sendiri tidak akan merasakan dampaknya.

"Jadi inilah tugas negara, harus bisa melindungi masyarakat bawah agar mereka tidak semakin terpuruk, negara harus hadir di sini," ujar Arief.

Arief mengatakan, solusi jangka pendek, pemerintah bisa kembali menggelontorkan bantuan sosial atau bantuan permodalan seperti saat pandemi Covid-19.

"Saat pandemi itukan pemerintah gencar memberikan bantuan-bantuan, nah menurut saya, pemprov bisa mengusulkan ke pemerintah pusat untuk kembali menyalurkan bantuan-bantuan seperti saat Covid-19," tutur Arief.

Arief menyebutkan, selain solusi jangka pendek, Pemprov Jabar bisa menginventarisasi pangan daerah.

"Pemerintah provinsi harus melihat alternatif-alternatif pangan yang ada di daerah, pastikan rantai pangan di Jawa Barat itu lancar. Karena dengan mulusnya rantai pangan, akan mengurangi potensi inflasi," ucap dia.

Baca juga: Pengamat Ekonomi Ungkap Bahaya Stagflasi yang Kini Menghantui Jabar

Jadi misalkan ada sumber pangan alternatif di Lembang, itu harus disiapkan.

"Selain itu, pemerintah juga harus memantau spekulasi. Pemerintah harus hadir, jangan sampai ada spekulan-spekulan yang bisa membuat inflasi naik lagi," kata Arief. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com