Larisnya penjualan roti yang memang terbukti nikmat rasanya ini, kata dia, banyak pula menarik perhatian warga binaan lainnya.
Mereka kemudian beramai-ramai menyampaikan minatnya untuk ikut belajar membuat roti. Namun, terbatasnya sarana dan prasarana menjadi penghalang.
Wachid berjanji akan mencari jalan keluar, termasuk menerima apabila ada pihak-pihak yang ingin membantu pembinaan kemandirian bagi warga binaan Lapas Bagansiapiapi.
"Keberhasilan pembinaaan narapidana menjadi tanggung jawab seluruh pihak, mulai dari Kemenkumham, keluarga WBP, masyarakat dan Pemkab Rokan Hilir," kata Wachid.
Baca juga: Lapas Kelas I Kota Malang Buka Kunjungan Tatap Muka, Batasi 400 Keluarga WBP Per Hari
Sementara itu, Yopi Febrianda selaku Kepala Seksi Kerja Lapas Bagansiapiapi mengatakan, untuk saat ini ada 10 orang warga binaan yang setiap hari terlibat dalam pembuatan roti.
Roti yang diproduksi beraneka ragam. Ada roti tawar, abon, donat, sosis, keju coklat dan banyak lagi varian lainnya.
Roti dipasarkan di kantin Lapas dan Cafe Rowbin, cafe milik Lapas yang berada di halaman luar Lapas Bagansiapiapi
"Modal pembuatan roti berasal dari kerjasama dengan pihak ketiga," sebut Yopi.
Yopi menyampaikan, hasil penjualan roti itu cukup besar.
"Omzet per harinya bisa mencapai Rp 1,6 juta. Kalau dihitung-hitung, sebulan total omzet kita mampu mencapai Rp 40 juta lebih," sebut Yopi.
Kata dia, keuntungan yang diperoleh juga dibagikan ke warga binaan sebagai upah, dan sebahagian lagi disetorkan ke negara sebagai PNBP menurut aturan yang berlaku.