Salin Artikel

Napi Lapas Terpadat di Indonesia Produksi Roti, Beromzet Rp 40 Juta Per Bulan

Kapasitas Lapas Bagansiapiapi sebenarnya hanya bisa menampung 98 orang.

Namun, saat ini dihuni hampir 1.000 warga binaan pemasyarakatan (WBP). Terjadi kelebihan kapasitas hampir 1.000 persen.

Meski demikian, narapidana (napi) yang ada di dalamnya tetap bisa membuat usaha.

Kepala Lapas Bagansiapiapi Wachid Wibowo mengatakan, sebuah ruang sempit yang tersisa dijadikan sebagai pabrik roti.

Selain untuk meraih cuan, utamanya adalah demi memberi keahlian bagi warga binaan untuk bekal hidup setelah bebas nanti.

"Kami bekerja sama dengan PKBM Matahari Kabupaten Rokan Hilir untuk memberikan pelatihan pembuatan roti bagi warga binaan," kata Wachid dalam keterangan tertulis yang diterima Kompas.com dari Kanwil Kemenkumham Riau, Jumat (15/7/2022).

Ia melihat respons para napi sangat antusias dan bersemangat untuk memproduksi roti.

Bahkan, kini mampu memproduksi 200 buah roti dalam sehari.

"Ini bukan hanya soal angka, tapi manfaat yang luar biasa. Banyak dari warga binaan yang menyatakan akan membuka usaha roti setelah bebas nanti. Mereka percaya diri, karena selama ini roti yang diproduksi selalu habis terjual. Semoga ilmu yag diperoleh bisa menjadi bekal mencari nafkah setelah bebas," ujar Wachid.


Larisnya penjualan roti yang memang terbukti nikmat rasanya ini, kata dia, banyak pula menarik perhatian warga binaan lainnya.

Mereka kemudian beramai-ramai menyampaikan minatnya untuk ikut belajar membuat roti. Namun, terbatasnya sarana dan prasarana menjadi penghalang.

Wachid berjanji akan mencari jalan keluar, termasuk menerima apabila ada pihak-pihak yang ingin membantu pembinaan kemandirian bagi warga binaan  Lapas Bagansiapiapi.

"Keberhasilan pembinaaan narapidana menjadi tanggung jawab seluruh pihak, mulai dari Kemenkumham, keluarga WBP, masyarakat dan Pemkab Rokan Hilir," kata Wachid.

Sementara itu, Yopi Febrianda selaku Kepala Seksi Kerja Lapas Bagansiapiapi mengatakan, untuk saat ini ada 10 orang warga binaan yang setiap hari terlibat dalam pembuatan roti.

Roti yang diproduksi beraneka ragam. Ada roti tawar, abon, donat, sosis, keju coklat dan banyak lagi varian lainnya.

Roti dipasarkan di kantin Lapas dan Cafe Rowbin, cafe milik Lapas yang berada di halaman luar Lapas Bagansiapiapi

"Modal pembuatan roti berasal dari kerjasama dengan pihak ketiga," sebut Yopi.

Yopi menyampaikan, hasil penjualan roti itu cukup besar.

"Omzet per harinya bisa mencapai Rp 1,6 juta. Kalau dihitung-hitung, sebulan total omzet kita mampu mencapai Rp 40 juta lebih," sebut Yopi.

Kata dia, keuntungan yang diperoleh juga dibagikan ke warga binaan sebagai upah, dan sebahagian lagi disetorkan ke negara sebagai PNBP menurut aturan yang berlaku.


Terpisah, Kepala Kanwil Kemenkumham Riau Muhammad Jahari Sitepu menyampaikan  terbatasnya fasilitas tidak membuat Lapas Bagansiapiapi dan warga binaannya patah semangat.

Lapas sebagai tempat pembinaan harus tetap melaksanakan fungsi dan tugasnya.

Dengan motivasi dan keyakinan, mereka percaya bahwa hanya mereka yang mampu merubah nasibnya sendiri.

"Manusia terbaik adalah manusia yang bisa bermanfaat bagi orang banyak. Tak ada siapapun yang bisa merubah nasib kita, selain kita sendiri. Mari kita berbuat yang terbaik bagi negeri ini. Overkapasitasnya Lapas dan Rutan jangan menjadi alasan bermalas-malasan, karena yang malas pasti akan tertinggal," kata Jahari.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/15/103404478/napi-lapas-terpadat-di-indonesia-produksi-roti-beromzet-rp-40-juta-per

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke