Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual di Mataram, Pelaku Mengaku Sebagai Dosen

Kompas.com - 07/07/2022, 15:21 WIB
Idham Khalid,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

MATARAM, KOMPAS.com - Mahasiswi ini tak kuasa menahan tangis saat menceritakan pengalaman pahitnya dilecehkan seorang pria berinisial AF (65) yang mengaku sebagai dosen. 

Korban yang tidak ingin diungkapkan identitasnya ini menuturkan, ada enam orang termasuk dirinya yang menjadi korban AF.

Ia mengatakan, pertemuan dengan AF bermula ketika dikenalkan oleh temannya berinisial A. 

Saat itu A menawarkan agar skripsi korban dibantu oleh pelaku yang disebut masih mempunyai hubungan keluarga dengan A. 

Baca juga: Terduga Pelaku Kekerasan Seksual 10 Mahasiswi Mataram Belum Ditangkap, Korban Trauma

Korban pun bersedia karena A menyebut bahwa AF adalah keluarganya. 

Korban tak curiga karena sikap AF membuat orang cepat akrab dan memberikan kepercayaan dengan mengaku kenal dengan banyak pejabat kampus di Mataram

"Siapa yang nggak percaya sama dia awal-awal. Dia tahu nama dosen kita, dia telepon di hadapan kita. Tetapi ternyata dia jahat, dia hanya jual nama orang-orang itu untuk mengelabui kita," kata korban saat ditemui di Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) Universitas Mataram, Selasa (5/7/2022).

Sampai akhirnya ia mengetahui perilaku bejat pelaku saat kedua temannya, B dan C hilang dari rumah pelaku usai beberapa waktu menghabiskan waktu bersama untuk mengerjakan tugas kuliah. 

Baca juga: Demi Dapat Pinjaman Bank, PNS di Mataram Diduga Palsukan Dokumen

Setelah ditelusuri, ternyata B menghilang dari rumah tersebut karena diduga diperkosa oleh pelaku. 

Pemerkosaan itu terjadi ketika A mengantar anak AF pergi vaksin. Saat itu B hanya berdua bersama pelaku. 

Korban B pun mengaku dirinya diperkosa oleh pelaku.

"Teman saya B ini bilang 'Saya disetubuhi sama bapak itu, saya dipaksa sama bapak itu'," ucap korban menirukan cerita B. 

"Dia nangis-nangis dan baru saya tahu juga si C ini korban," imbuh korban sambil menangis.

Mengetahui hal tersebut, korban curiga salah satu temannya, D, yang lebih dulu menghilang dari rumah itu juga menjadi korban AF.

"Ada juga teman saya yang saya sebut D, dia juga korban. Yang bikin saya sedih itu, dia tiga kali disetubuhi," kata korban.

Baca juga: Perkosa Anak di Bawah Umur, Oknum Anggota DPRD Yahukimo Diserahkan ke Kejaksaan

Korban mengungkapkan, modus pelaku memerkosa D adalah mengaku bisa mengobati agar terlepas dari guna-guna pacar D. 

Selain D, masih ada satu orang lainnya yang juga diduga hendak dicabuli oleh pelaku. 

Korban kemudian mengadukan cerita teman-temannya itu ke A. Ternyata A pun juga menerima perlakuan serupa dari pelaku.

"Saya kasih tahu teman-teman disetubuhi. Dia terus linglung, kaget, kok bisa, nangis. Akhirnya dia mau jujur dia juga sudah digituin (disetubuhi) saat awal di rumah itu," kata korban.

Baca juga: Cerita Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual di Mataram, Berawal Janji Pelaku Bantu Buat Skripsi

Para korban akhirnya memutuskan untuk meminta pendampingan kasus itu ke BKBH Unram dan melaporkan ke polisi. 

"Akhirnya saya kumpulin semua korbannya, satu-satu, di mana kita sepakat supaya pelaku itu dijatuhkan hukuman. Saya tidak mau lagi ada korban selanjutnya, karena sebelum itu ada banyak korban, tapi yang berani speak up itu sedikit," ucapnya. 

Direktur Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) Universitas Mataram Joko Jumadi berharap terduga pelaku dipanggil setelah laporan dibuat ke Polda NTB pada Rabu (29/6/2022).

"Paling memungkinkan memeriksa pelaku. Hasil pemeriksaan seperti apa, apa yang menjadi kesaksian si terduga pelaku seperti apa," ungkap Joko.

Joko menambahkan, polisi sedang bekerja keras mengumpulkan bukti dan keterangan saksi juga korban.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kick Off ILP, Pj Walkot Nurdin: Upaya Wujudkan Pelayanan Kesehatan Paripurna

Kilas Daerah
Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Status Gunung Ibu Naik Jadi Siaga, Terdengar Dentuman dan Erupsi

Regional
Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Suami Tewas Diduga Dianiaya Polisi di Aceh Utara, Istri Korban Minta Hukum Pembunuhnya

Regional
Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Perbaikan Jalan Pantura Demak Menyisakan 2 Titik, Contraflow Diberlakukan Jika Macet

Regional
Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Dapat Penghargaan dari Serikat Pekerja/Buruh Sumut, Ini Upaya Pj Gubernur Sumut Sejahterakan Buruh

Regional
Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Cerita Luqman Nabung Sejak 2012 dari Hasil Jualan Bakso Bakar, Akhirnya Berangkat Haji Tahun Ini

Regional
Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Diduga Malpraktik hingga Pasien Tewas, Lurah di Prabumulih Dinonaktifkan

Regional
Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pengguna Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com