Salin Artikel

Cerita Mahasiswi Korban Kekerasan Seksual di Mataram, Pelaku Mengaku Sebagai Dosen

Korban yang tidak ingin diungkapkan identitasnya ini menuturkan, ada enam orang termasuk dirinya yang menjadi korban AF.

Ia mengatakan, pertemuan dengan AF bermula ketika dikenalkan oleh temannya berinisial A. 

Saat itu A menawarkan agar skripsi korban dibantu oleh pelaku yang disebut masih mempunyai hubungan keluarga dengan A. 

Korban pun bersedia karena A menyebut bahwa AF adalah keluarganya. 

Korban tak curiga karena sikap AF membuat orang cepat akrab dan memberikan kepercayaan dengan mengaku kenal dengan banyak pejabat kampus di Mataram. 

"Siapa yang nggak percaya sama dia awal-awal. Dia tahu nama dosen kita, dia telepon di hadapan kita. Tetapi ternyata dia jahat, dia hanya jual nama orang-orang itu untuk mengelabui kita," kata korban saat ditemui di Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) Universitas Mataram, Selasa (5/7/2022).

Sampai akhirnya ia mengetahui perilaku bejat pelaku saat kedua temannya, B dan C hilang dari rumah pelaku usai beberapa waktu menghabiskan waktu bersama untuk mengerjakan tugas kuliah. 

Setelah ditelusuri, ternyata B menghilang dari rumah tersebut karena diduga diperkosa oleh pelaku. 

Pemerkosaan itu terjadi ketika A mengantar anak AF pergi vaksin. Saat itu B hanya berdua bersama pelaku. 

Korban B pun mengaku dirinya diperkosa oleh pelaku.

"Teman saya B ini bilang 'Saya disetubuhi sama bapak itu, saya dipaksa sama bapak itu'," ucap korban menirukan cerita B. 

"Dia nangis-nangis dan baru saya tahu juga si C ini korban," imbuh korban sambil menangis.

Mengetahui hal tersebut, korban curiga salah satu temannya, D, yang lebih dulu menghilang dari rumah itu juga menjadi korban AF.

"Ada juga teman saya yang saya sebut D, dia juga korban. Yang bikin saya sedih itu, dia tiga kali disetubuhi," kata korban.

Korban mengungkapkan, modus pelaku memerkosa D adalah mengaku bisa mengobati agar terlepas dari guna-guna pacar D. 

Selain D, masih ada satu orang lainnya yang juga diduga hendak dicabuli oleh pelaku. 

Korban kemudian mengadukan cerita teman-temannya itu ke A. Ternyata A pun juga menerima perlakuan serupa dari pelaku.

"Saya kasih tahu teman-teman disetubuhi. Dia terus linglung, kaget, kok bisa, nangis. Akhirnya dia mau jujur dia juga sudah digituin (disetubuhi) saat awal di rumah itu," kata korban.

Para korban akhirnya memutuskan untuk meminta pendampingan kasus itu ke BKBH Unram dan melaporkan ke polisi. 

"Akhirnya saya kumpulin semua korbannya, satu-satu, di mana kita sepakat supaya pelaku itu dijatuhkan hukuman. Saya tidak mau lagi ada korban selanjutnya, karena sebelum itu ada banyak korban, tapi yang berani speak up itu sedikit," ucapnya. 

Direktur Biro Konsultasi dan Bantuan Hukum (BKBH) Universitas Mataram Joko Jumadi berharap terduga pelaku dipanggil setelah laporan dibuat ke Polda NTB pada Rabu (29/6/2022).

"Paling memungkinkan memeriksa pelaku. Hasil pemeriksaan seperti apa, apa yang menjadi kesaksian si terduga pelaku seperti apa," ungkap Joko.

Joko menambahkan, polisi sedang bekerja keras mengumpulkan bukti dan keterangan saksi juga korban.

https://regional.kompas.com/read/2022/07/07/152154278/cerita-mahasiswi-korban-kekerasan-seksual-di-mataram-pelaku-mengaku-sebagai

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke