Sejak Remaja Harus Keluar Untuk Sekolah
Selain terdapat sebuah Puskesmas, di Kampung Yongso-Desoyo terdapat sebuah sekolah dasar (SD) yang sudah cukup lama berdiri.
Karena hanya ada SD di Distrik Raveni Rara, masyarakat setempat harus keluar kampung sejak remaja.
Isak mengatakan, selepas SD, anak-anak yang akan melanjutkan sekolah ke jenjang SMP mau tidak mau harus merantau karena fasilitasnya tidak ada di kampung.
"Jadi kalau sudah SMP ada yang terpaksa tinggal ikut keluarga di Depapre, Sentani atau Kota Jayapura. Kalau yang tetap tinggal di kampung, dia tiap hari pulang pergi naik kapal diantar orang tuanya," kata Isak yang merupakan ASN BPBD Kabupaten Jayapura.
Butuh Pembukaan Akses Jalan
Sebenarnya, program pembukaan jalan Depapre-Yongsu-Desoyo sudah pernah ada pada 2012, tetapi programnya tidak berlanjut.
Baca juga: Kampung Kokonao, Jejak Pendidikan di Papua (Bagian 2)
Kepala Distrik Raveni Rara Martinus Opide menceritakan, sempat ada pembukaan lahan dari Distrik Depapre ke Kampung Yongso-Desoyo pada 2012. Namun, program itu terbengkalai.
Menurut dia, untuk membuka akses ke Distrik Raveni Rara, yang dari sisi jarak sebenarnya tidak terlalu jauh, jalur transportasi darat menjadi kunci.
"Kami sudah sampaikan, itu akses jalan yang menembus empat kampung di Distrik Raveni Rara harus terbuka. 2012 itu sudah ada pembukaan lahan sampai Yongso-Desoyo tapi tidak berlanjut lagi, sekarang jalannya sudah tertutup lagi," kata Martinus.
Menurut dia, masyarakat setempat sangat menanti adanya pembangunan dan bersedia dilibatkan secara langsung. Namun dalam 10 tahun terakhir, ia menganggap distrik tersebut minim sentuhan pembangunan.
"Pelayanan pemerintahan kampung itu berjalan dan antusias masyarakat sudah cukup tinggi. Tapi kalau lintas sektoral OPD itu kurang menyentuh," kata Martinus.