Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dibebani Biaya Uji Laboratorium, Harga Sapi di Pangkalpinang Naik Rp 4 Juta Per Ekor

Kompas.com - 27/06/2022, 15:22 WIB
Heru Dahnur ,
Teuku Muhammad Valdy Arief

Tim Redaksi

PANGKALPINANG, KOMPAS.com-Jelang hari raya Idul Adha, harga sapi di Kota Pangkalpinang, Kepulauan Bangka Belitung naik hingga Rp 4 juta per ekor.

Distributor mengaku kenaikan harga disebabkan stok terbatas dan adanya biaya ekstra terkait uji penyakit mulut dan kuku (PMK).

"Malah sekarang harga naik Rp 4 juta menjadi Rp 21 juta per ekor," kata Distributor Sapi Selamat Jaya, Rangga di Pangkalpinang, Senin (27/6/2022).

Baca juga: Sapi yang Terkena PMK Terus Bertambah, Peternak di Semarang Rugi Ratusan Juta Rupiah

Rangga menuturkan, kebutuhan sapi sampai Idul Adha diperkirakan mencapai 1.000 ekor. Namun sekarang stok yang tersedia hanya sebanyak 500 ekor.

"Sapi yang ada saat ini telah melewati pemeriksaan yang biayanya kami tanggung," ujar Rangga.

Pemeriksaan tersebut meliputi pengurusan dokumen karantina hingga biaya laboratorium untuk uji sampel darah.

Mempertimbangkan kondisi pemeriksaan yang menghabiskan waktu cukup lama, Rangga pesimistis pasokan sapi berikutnya akan tiba jelang Idul Adha.

"Tak cukup waktu," ujar Rangga.

Baca juga: Kota Bandung Dapat 200 Dosis Vaksin PMK, Ini Prioritas Sapi yang Divaksin

Selama ini sapi untuk wilayah Pangkalpinang dipasok dari Lampung melalui jalur darat.

 

Sapi dari jenis sapi bali tersebut dipastikan telah lolos uji kesehatan dan layak untuk diperjualbelikan.

Selain adanya biaya kesehatan, distributor kata Rangga juga harus mempertimbangkan biaya perawatan selama di kandang.

Baca juga: Kabupaten Malang Terima 77.500 Vaksin PMK, Prioritas untuk Sapi yang Sehat

"Karena stok terbatas, kami prioritaskan untuk kebutuhan kurban dulu. Padahal permintaan dari pedagang untuk sehari-hari juga banyak," ujar dia.

Saat ini warga juga melirik kambing sebagai hewan kurban. Namun karena kurban sapi lebih diminati, maka harga diprediksi bakal semakin melonjak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Pemkot Tangerang Raih WTP 17 Kali Berturut-turut, Pj Nurdin: Harus Koheren dengan Kualitas Pelayanan Publik

Regional
Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Rektor Laporkan Mahasiswa yang Kritik UKT, Unri Angkat Bicara

Regional
Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Ratusan Moge Mangkrak di Kantor Polisi, Disita dari Geng Motor dan Pakai Knalpot Brong

Regional
Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Ibu di Riau Coba Bunuh Anak Tirinya dengan Racun Tikus

Regional
Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Rodjo Tater di Tegal: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Jam Buka

Regional
Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Datangi Gedung DPRD, Puluhan Tenaga Honorer Minta 4.222 Pegawai Diangkat Jadi ASN

Regional
BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

BPBD OKU Evakuasi Korban Banjir di 4 Kecamatan

Regional
Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali Dibunuh Usai Hubungan Sesama Jenis, Ini Kronologi dan Motifnya

Regional
2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

2 Tersangka Pemalsuan Surat Tanah yang Libatkan Pj Walkot Tanjungpinang Ditahan

Regional
2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

2 Mobil Mewah Milik Tersangka Kasus Investasi Bodong Berkedok Bisnis BBM di Kalsel Disita

Regional
Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Pengerjaan Jalan di Purworejo Dikeluhkan Warga, DPUPR Sebut Proses Lama karena Ini

Regional
Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Gubernur Kepri Minta Malaysia Lepas Nelayan Natuna yang Ditahan

Regional
Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Banjir di Sumsel Meluas, Muara Enim Ikut Terendam

Regional
Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Bunuh Anggota Polisi, Remaja di Lampung Campur Racun dan Obat Nyamuk ke Minuman Korban

Regional
Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy 'Turun Gunung' pada 17 Mei 2024

Rayakan Tradisi Leluhur, 1.500 Warga Baduy "Turun Gunung" pada 17 Mei 2024

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com