Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Asal-usul Tanjung Lesung, Hikayat Cinta Raden Budog dan Sri Poh Haci yang Tidak berakhir Bahagia

Kompas.com - 06/06/2022, 07:09 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

Akhirnya mau tak mau Raden Budog harus melanjutkan perjalanan seorang diri. Perjalanan berat dan sendirian membuat Raden Budog menjadi lebih cepat lelah.

Perjalanan jauh ia lewati sambil menahan rasa lelah menembus hujan dan badai. Sampai akhirnya Raden Budog sampai di sungai yang tengah banjir besar.

Raden Budog yang kelelahan terpaksa menghentikan perjalanannya. Ia beristirahat sambil menunggu air banjir surut.

Sayup-sayup terdengar suara permainan lesung yang merdu di kejauhan, Ternyata di seberang sungai ada sebuah desa yang jadi tujuan perjalanan panjang nya.

Di desa itu ada kebiasaan menabuh lesung yang disebut Ngagondang. Lesung itu ditabuh dengan merdu, kecuali pada hari jumat, karena merupakan hari keramat yang dipantangkan.

Lesung ditabuh oleh beberapa gadis berparas menawan. Salah satu gadis bernama Sri Poh Haci muncul dalam mimpi Raden Budog.

Raden Budog langsung mencari tahu soal Sri Poh Haci. Ternyata gadis cantik itu tinggal di desa bersama ibunya, Nyai Siti.

Semula Raden Budog ingink menginap di rumah Nyai Siti, namun tidak mendapat izin. Raden Budog pun beristirahat di balai bambu tak jauh dari rumah Nyai Siti.

Gayung bersambut, diam-diam Sri Poh Haci juga jatuh hati kepada Raden Budog. Hari demi hari keduanya semakin dekat, dan akhirnya bersepakat untuk menikah.

Nyai Siti semula tidak menyetujui pernikahan Sri Poh Haci dan Raden Budog. Namun melihat kebahagiaan sang anak, ia terpaksa menyetujui pernikahan itu karena enggan melihat Sri Poh Haci kecewa.

Raden Budog pun menetap di desa itu, sementara Sri Poh Haci masih kerap bermain lesung bersama para gadis desa. Raden Budog sangat suka mendengarnya dan akhirnya ikut belajar.

Namun Raden Budog kerap bermain lesung hingga lupa waktu. Ia pun melanggar pantangan bermain lesung pada hari Jumat walau telah diberi peringatan.

Ia malah bermain lesung dengan gembira sambil melompat-lompat. Tanpa disadarim karena melanggar pantangan maka rupa gagah dan tampan Raden Budog perlahan berubah menjadi seekor lutung.

Warga desa pun tertawa melihat seekor lutung bermain lesung di desanya. Kabar itu sampai di telinga Sri Poh Haci yang kemudian sadar bahwa lutung itu adalah suaminya.

Sri Poh Haci yang malu kemudian pergi dari kampungnya dan tak pernah kembali. Kabarnya ia telah berubah menjadi Dewi Padi.

Sementara Raden Budog yang terkejut tubuhnya berubah menjadi lutung lari pontang panting ke dalam hutan. Kabarnya Raden Budog tak pernah bisa kembali ke wujud aslinya.

Untuk mengingat Sri Poh Haci yang mahir bermain lesung, warga memberi nama desa tersebut Kampung Lesung. Lokasinya yang dekat dengan sebuah tanjung membuat nama kampungnya dikenal dengan Tanjung Lesung.

Sumber: jateng.tribunnews.com 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pembangunan 'Sheet Pile' di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Pembangunan "Sheet Pile" di Kawasan Rawan Rob Semarang Capai 70 Persen

Regional
Mengaku Cari Kalung Buat Seserahan, 2 Ibu Rumah Tangga Bobol Toko Emas

Mengaku Cari Kalung Buat Seserahan, 2 Ibu Rumah Tangga Bobol Toko Emas

Regional
Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Rem Blong, Truk Bermuatan 6 Ton Semangka Terguling di Wonosobo

Regional
'Niscala' Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

"Niscala" Jadi Tema HUT Ke-477 Kota Semarang, Ini Artinya

Regional
Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Dilaporkan Warga, Tukang Nasi Goreng dan Ojol di Serang Ditangkap Edarkan Sabu

Regional
Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Polres OKI Tangkap 3 Begal Sopir Truk di Mesuji

Regional
Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Di Hadapan Peserta Upacara Hardiknas, Bupati Blora Sampaikan Pidato Mendikbud Ristek

Kilas Daerah
Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Sungai Cibereum Meluap, Warga Lebak Siap-siap Mengungsi

Regional
Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Kisah Kakak Adik di Pelosok Manggarai Timur NTT, Hidup Telantar Ditinggalkan Orangtua

Regional
Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Curhat ke Presiden Jokowi, Pedagang Pasar Seketeng: Kasihan Anak Saya, Sudah Lama Mengabdi

Regional
Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Usia 81 Tahun, Zalia Jadi Calon Jemaah Haji Tertua di Belitung

Regional
Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Puluhan Caleg di Jateng Protes karena Terancam Tak Dilantik, PDI-P: Silakan Tempuh Mekanisme yang Ada

Regional
Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Babel Latih Juru Sembelih Hewan Kurban Se-Pulau Bangka

Regional
Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Gunung Ruang Kembali Alami Erupsi, Warga: Anak-anak Saya Panik, Tanya Kenapa Gunung Kita Keluarkan Api?

Regional
Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Kapal Wisata Terbakar di Perairan Pulau Penga Labuan Bajo, 4 Orang Luka dan Sesak Napas

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com