Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Hewan di Sragen Terjangkit PMK, Hanya 4 Kecamatan yang Nol Kasus

Kompas.com - 04/06/2022, 13:51 WIB
Fristin Intan Sulistyowati,
Priska Sari Pratiwi

Tim Redaksi

SOLO, KOMPAS.com - Ratusan sapi di Kabupaten Sragen, Jawa Tengah, terkonfirmasi terpapar Penyakit Mulut dan Kuku (PMK).

Sesuai data Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupeten Sragen, pada 1 Juni 2022, Total kasus ada 95 ekor sapi, dengan kasus aktif 70 ekor dan 13 kasus baru terjangkit PMK. Sedangkan 13 ekor sembuh dan 12 ekor mati.

Namun selang beberapa hari, pada Jumat (3/6/2022), penularan PMK bertambah lebih dari 100 persen, yakni ada kasus 201 ekor sapi terpapar PMK 21 ekor dinyatakan sembuh.

Kasus baru 27 ekor dan sapi mati 25 ekor mati.

Baca juga: Sapi Suspek PMK di Magelang Melonjak Jadi 184 Ekor dalam 2 Pekan

Pemetaan penyebaran, dari 20 kecamatan di Kabupaten Sragen, hanya 4 kecamatan yang zona hijau atau nol kasus PMK, yakni Kecamatan Gondang, Sragen Kota, Gesi dan Tangen.

Sementara itu 16 kecamatan menjadi zona merah Penularan PMK. Kasus tertinggi di Sidoharjo 30 sapi.

Kemudian tertinggi kedua di Sumberlawang, 26 sapi. Menyusul berikutnya Sambubgmacan, Karangmalang, Tanon dan Plupuh. Masing-masing 20 kasus, 17 kasus dan 16 kasus.

Potensi bertambah

Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan dan Perikanan (Disnakan) Kabupeten Sragen Toto Sukarno, mengatakan kondisi ini berpotensi bertambah dalam beberapa hari lagi.

"Memang sangat cepat, satu di kandang ada kena pasti nanti pasti kena semua (semua didalam kandang). Itu sebenarnya, mungkin itu yang terlaporkan. Mungkin, bisa lebih dari itu (angka kasus PMK)," kata Toto saat dikonfirmasi, Sabtu (4/6/2022).

Sebab dalam beberapa kasus, para peternak enggan ternaknya dinyatakan PMK, meskipun telah mengetahui adanya tanda-tanda tertularnya PMK.

"Sebenarnya pada (peternakan dan pedagang) tahu soal virus PMK, tapi masih enjoy-enjoy saja karena mengetahui PMK itu tidak mematikan ternak. Tapi yang jadi kendala pedagang-pedagang itu kalau dilaporkan sapinya kena PMK tidak mau padahal sudah terdeteksi. Takut reliabilitas sebagai pedagang turun," jelasnya.

Baca juga: Penutupan Pasar Hewan Diperpanjang, Penanganan PMK Gunakan Pola Covid-19

Meski adanya temuan itu dilapangan, Disnakan tetap melakukan pelaporan sesuai kenyataan di lapangan dan memberikan arahan serta prasarana untuk menekan penyebaran PMK.

"Jadi kalau kita punya data dan file, kita bisa mengambil kebijakan. Jadi penyembuhan cepat ini sudah ada 21 sapi yang sembuh," katanya.

Upaya lainnya untuk menekan penyebaran PMK di Kabupaten Sragen, yakni dilaksanakan penyemprotan disinfektan secara berkala di berbagai titik kadang sapi, pasar hewan dan sejumlah tempat yang terindikasi bisa menyeberkan virus tersebut.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Perempuan di Sragen Tewas Tersengat Aliran Listrik Jebakan Tikus

Regional
Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Remaja di Padang Pariaman Diperkosa 4 Pemuda Setelah Dicekoki Miras

Regional
Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Pemkab Sikka Vaksinasi 1.087 Ekor Anjing di Wilayah Endemis Rabies

Regional
Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Sempat Dirawat, Remaja di Kalbar Meninggal Setelah Digigit Anjing Rabies

Regional
PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

PDI-P Belum Buka Pendaftaran Pilkada Magelang, Tunggu Petunjuk Pusat

Regional
DBD di Lampung Melonjak, Brimob 'Gempur' Permukiman Pakai Alat 'Fogging'

DBD di Lampung Melonjak, Brimob "Gempur" Permukiman Pakai Alat "Fogging"

Regional
Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Bagi-bagi Dana Koperasi Desa Rp 1,6 Miliar, Wali Nagari dan Bamus di Dharmasraya Jadi Tersangka

Regional
Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Dramatisnya Laga Indonesia Vs Korsel, Ibu Pratama Arhan Deg-degan, Kerabat Witan Menangis

Regional
Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Mantan Caleg di Pontianak Tersangka Mafia Tanah Rp 2,3 Miliar Resmi Ditahan

Regional
Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Tetap Jalankan Tugas Wali Kota Solo Sampai Dilantik Jadi Wapres, Gibran: Itu Perintah Pak Presiden Terpilih

Regional
Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan 'Dijual' Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Cerita Bocah 15 Tahun di Bengkulu, Diperkosa Kakak dan "Dijual" Rp 100.000 oleh Ibu ke Pacarnya

Regional
Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Mengenal Agrowisata Petik Buah Girli Ecosystem Farming Milik Adi Latif Mashudi (Bagian 3)

Regional
Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Dugaan Malapraktik di Banjarmasin, Anggota Tubuh Terpisah Saat Dilahirkan

Regional
Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Lewat Explore South Sumatera Expo 2024, Pj Gubernur Fatoni Promosikan Potensi Wisata hingga Seni Budaya Sumsel

Regional
Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Raih Gelar Doktor, Walkot Semarang Lulus dengan Predikat Summa Cum Laude

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com