Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Perambah Hutan di Bengkulu, Berkebun Sawit Raih Puluhan Juta hingga Miliaran Rupiah Tiap Bulan

Kompas.com - 04/06/2022, 09:00 WIB
Firmansyah,
Reni Susanti

Tim Redaksi

BENGKULU, KOMPAS.com - Kepala Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP), Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Aprin Sihaloho, Kamis (2/6/2022), menyebutkan, ribuan hektar kawasan hutan produksi (HP) dijual ilegal oknum masyarakat lalu ditanami sawit.

Luas HP di daerah itu sebesar 78.315 hektar, 70 persen di antaranya dirambah perkebunan kelapa sawit. Harga per hektar kawasan dijual Rp 15 juta siap ditanami sawit.

Kompas.com menjumpai beberapa oknum masyarakat yang mengaku memiliki beberapa hektar kebun sawit di dalam kawasan hutan di Kabupaten Mukomuko, Bengkulu.

Baca juga: Saat Ratusan Petani Sawit di Riau Tak Digaji hingga Tidur di Semak Demi Pertahankan Kebunnya...

 

Orang itu berinisial B. Rumahnya terbilang besar dicat warna terang memiliki halaman tak begitu luas. Di garasi rumah terlihat satu unit mobil strada, serta satu minibus.

Ia merupakan petani biasa. Ia mengaku memiliki 6 hektar kebun sawit dalam kawasan hutan. Tanah itu dia beli beberapa tahun lalu Rp 15 juta per hektar lalu ditanami kelapa sawit.

"Sekarang sawit sudah panen, 6 hektar hasil sawit setiap bulan dapatlah uang Rp 15 juta," katanya sambil menghitung pendapatan terendahnya.

Uang itu dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya bersama anak dan isterinya.

Dia menjelaskan, masyarakat biasa dengan terbatasnya modal umumnya memiliki lahan dua hektar hingga 5 hektar dalam kawasan hutan.

Baca juga: Harga Sawit di Bengkulu Masih Rendah, 3 Pabrik Tutup Belum Bisa Ekspor

 

Ini terbilang kecil karena terbatasnya modal. Tidak sedikit warga yang berduit bisa memiliki kebun sawit di dalam hutan dengan luasan mencapai ratusan hektar.

"Saya ini termasuk kecil. Ada beberapa warga yang modalnya banyak bisa menguasai ratusan hektar lahan ditanami sawit dalam kawasan hutan. Bisa miliaran per bulan hasil mereka," katanya terkekeh.

Kompas.com juga saat mengunjungi sebuah desa sempat ditawarkan beberapa hektar tanah dalam kawasan hutan oleh beberapa oknum.

"Harga per hektar kalau sudah ditebas tebang tinggal tanam sawit sekitar Rp 15 juta maksimal Rp 25 juta. Kalau mau masih ada agak masuk," katanya.

Ditemukan juga perkebunan sawit dalam kawasan hutan ratusan hektar memiliki jalan untuk mengangkut buah sawit. Hasil panen diangkut menggunakan truk, pikap dan motor. Tak diketahui apakah jalan yang mereka buat legal atau tidak.

Baca juga: Polisi Tembak Warga di Kebun Sawit, Polda Kalbar Evaluasi Anggota di Lapangan

Maraknya perkebunan kelapa sawit dalam kawasan hutan dibenarkan oleh Kepala KPHP, Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, Aprin Sihaloho.

Bahkan menurut Aprin pihaknya saat ini sudah menyita ratusan kwitansi pembayaran jual beli tanah kawasan hutan yang dilakukan oknum.

"Kami sita ratusan kwitansi jual lahan hutan itu, sudah kami laporkan ke pimpinan. 70 persen hutan sudah berubah jadi kebun sawit," demikian Aprin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

PPDB SMAN/SMKN di Jateng, Kuotanya Capai 225.230 Kursi

PPDB SMAN/SMKN di Jateng, Kuotanya Capai 225.230 Kursi

Regional
Sakit Hati Disebut Kere, Buruh Bangunan di Grobogan Bunuh Rentenir

Sakit Hati Disebut Kere, Buruh Bangunan di Grobogan Bunuh Rentenir

Regional
KPU Kota Serang Terima Dana Hibah Rp 28 Miliar untuk Pilkada 2024

KPU Kota Serang Terima Dana Hibah Rp 28 Miliar untuk Pilkada 2024

Regional
Buron 1 Tahun, Ayah Pemerkosa Anak Kandung di Aceh Timur Dibekuk

Buron 1 Tahun, Ayah Pemerkosa Anak Kandung di Aceh Timur Dibekuk

Regional
Program 'Makan Siang Gratis' Berubah Jadi 'Makan Bergizi Gratis', Budiman Sudjatmiko Ungkap Alasannya

Program "Makan Siang Gratis" Berubah Jadi "Makan Bergizi Gratis", Budiman Sudjatmiko Ungkap Alasannya

Regional
Pantai Jodo di Batang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Pantai Jodo di Batang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
KSP Kopdit Pintu Air Minta Perbaikan Jalan, Pj Bupati Sikka: Saya Tidak Janji tapi Saya Catat

KSP Kopdit Pintu Air Minta Perbaikan Jalan, Pj Bupati Sikka: Saya Tidak Janji tapi Saya Catat

Regional
Keluarga Kalin Puas Pratu FS Jadi Tersangka, Minta Pelaku Dihukum Mati

Keluarga Kalin Puas Pratu FS Jadi Tersangka, Minta Pelaku Dihukum Mati

Regional
3 Desa di Bangka Belitung Terendam Banjir, 225 Jiwa Terdampak

3 Desa di Bangka Belitung Terendam Banjir, 225 Jiwa Terdampak

Regional
Gara-gara Tak Dikasih Tembakau, ODGJ di NTT Aniaya Ayah dan Bunuh Kakeknya

Gara-gara Tak Dikasih Tembakau, ODGJ di NTT Aniaya Ayah dan Bunuh Kakeknya

Regional
Siswi SD di Padang Pariaman Tewas Terbakar Saat Gotong Royong di Sekolah, Luka Bakar 80 Persen

Siswi SD di Padang Pariaman Tewas Terbakar Saat Gotong Royong di Sekolah, Luka Bakar 80 Persen

Regional
Kapal Pengangkut Karam, 40 Ton Beras Bulog Basah

Kapal Pengangkut Karam, 40 Ton Beras Bulog Basah

Regional
Jalur Pantura Semarang-Demak Macet Parah, Apa Penyebabnya?

Jalur Pantura Semarang-Demak Macet Parah, Apa Penyebabnya?

Regional
Jalan Provinsi dan Negara di Rejang Lebong Terhantam Longsor

Jalan Provinsi dan Negara di Rejang Lebong Terhantam Longsor

Regional
Seorang Anak Hilang Terseret Ombak di Pantai Jetis Cilacap

Seorang Anak Hilang Terseret Ombak di Pantai Jetis Cilacap

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com