BIMA, KOMPAS.com - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bima, Nusa Tenggara Barat (NTB), menganggap wajar harga pembelian jagung petani anjlok. Sebab, gudang penampungan jagung milik pengusaha di Bima sedang penuh. Sementara proses pengiriman ke luar daerah lambat.
Sebelumnya, sejumlah petani di Kabupaten Bima berdemonstrasi dengan memblokade jalan di depan kantor bupati untuk memprotes harga jagung anjlok. Saat ini, harga jagung turun dari Rp 4.800 per kilogram menjadi Rp 3.700 per kilogram.
"Kenapa ini jadi masalah karena gudang perusahaan itu kan sudah penuh. Jadi mereka tidak membeli lagi jagung petani sebelum yang ada di gudang diangkut," kata Kepala Bagian Protokol dan Koordinasi Pimpinan (Prokopim) Sekretariat Daerah (Setda) Kabupaten Bima, Suryadin saat dikonfirmasi, Jumat (3/5/2022).
Baca juga: Ratusan Petani di Bima Blokade Jalan Tuntut Kenaikan Harga Jagung
Menurutnya, penuhnya gudang penampungan ini dipicu oleh beberapa persoalan. Di antaranya dipicu oleh proses pemindahan jagung dari dermaga ke atas kapal yang memakan waktu lama karena memanfaatkan tenaga manual.
Selain itu, armada kapal pengangkut hanya tiga unit yang bisa sandar di Pelabuhan Bima dalam sepekan. Akibatnya, pengiriman jagung ke luar daerah menjadi lambat.
Baca juga: Tali Troli Pengangkut Jagung yang Ditumpangi Putus, Petani di Bima Tewas Terjatuh
Suryadin mengatakan, semakin cepat proses pengiriman jagung ke luar daerah, pengusaha akan menyerap jagung lebih banyak dengan harga normal, yakni Rp 4.800 per kilogram.
"Kalau gudang sudah penuh, maka selama itu pula harga itu anjlok. Karena perusahaan tidak mau membeli. Mau simpan di mana kapasitas gudang penuh. Makanya kita harus lerai di pelabuhan dulu bagaimana proses pengapalan itu lebih cepat. Kalau selama ini dalam sehari kapasitasnya 6.000 ton ya harus ditingkatkan," jelasnya.
Suryadin menambahkan, saat ini pemerintah daerah tengah berupaya mempercepat proses pengiriman jagung di pelabuhan. Sementara pihak Pelindo sudah bersedia membuat gudang penampungan agar pengusaha bisa tetap menyerap hasil panen jagung petani.
Sementara untuk jangka panjang, lanjut dia, proses pemindahan jagung dari dermaga ke atas kapal akan menggunakan mesin untuk efisiensi waktu.
"Ini upaya-upaya yang akan kita lakukan supaya proses pengangkutan di pelabuhan itu akan lebih cepat. Ini suatu upaya agar produksi jagung petani itu cepat diserap, serapan jagung yang lambat ini berpengaruh pada aspek harga," jelas Suryadin.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.