Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Atasi Banjir Tahunan di Perbatasan RI–Malaysia, Pemkab Nunukan Siapkan Lahan Relokasi Seluas 300 Hektar

Kompas.com - 30/05/2022, 14:26 WIB
Ahmad Dzulviqor,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

NUNUKAN, KOMPAS.com – Musibah banjir tahunan yang selalu melanda wilayah Kecamatan Lumbis, Kecamatan Sembakung, dan Kecamatan Sembakung Atulai di Kabupaten Nunukan Kalimantan Utara, menjadi permasalahan yang belum ada solusi.

Banjir yang disinyalir kiriman dari Malaysia tersebut mengakibatkan kerugian tidak sedikit setiap tahunnya.

Kebun, ternak dan sawah warga di perbatasan RI–Malaysia ini tersapu banjir, dan bantuan Pemerintah Daerah dari Dana Belanja Tak Terduga harus dialokasikan untuk banjir yang terus-menerus terjadi.

Baca juga: Sejumlah Pesisir Lampung Berpotensi Terdampak Banjir Rob, Masyarakat Diminta Waspada

Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Nunukan, Arief Budiman mengatakan, setelah sepekan tergenang banjir, kondisi air sudah berangsur surut.

"Hari ini air sudah mulai surut, paling hanya menyisakan Desa Tagul dengan sekitar 140-an KK yang masih tergenang. Desa Tagul memang berada paling hilir dan daerah dengan dampak terparah setiap terjadi banjir," ujarnya, Senin (30/5/2022).

Arief mengakui, musibah tahunan ini menjadi pemikiran mendalam dari Pemerintah Daerah Nunukan.

Terlebih, pokok masalah banjir tidak bisa diselesaikan di tingkat daerah, karena melibatkan hulu sungai milik Malaysia. Sehingga kehadiran Negara, selalu dinantikan.

Wacanakan 300 hektar lahan relokasi

Arief menegaskan, solusi paling masuk akal untuk masalah ini, salah satunya adalah relokasi. Hanya saja, langkah ini sempat terkendala dengan penolakan warga.

Baca juga: Ahli Sayangkan Hasil Investigasi Banjir Rob Pantura yang Berbeda-beda

"Warga selalu menolak relokasi, karena mereka beralasan bahwa sungai adalah tempat mereka mencari nafkah. Selain itu, siklus banjir biasanya terjadi cukup lama, dalam hitungan tahun," jelasnya.

Belakangan, banjir justru terjadi kian intens. Yang tadinya banjir dengan debit air tinggi bisa dihitung sekian tahun sekali.

Saat ini bahkan dengan interval waktu yang belum setengah tahun, sudah terjadi tiga kali banjir.

"Alasan itulah kemudian membuat masyarakat berubah pikiran. Mereka capek menanam padi, membuat kolam ikan, selalu tersapu banjir. Akhirnya mayoritas korban sudah mau direlokasi," kata Arief.

Setiap BPBD datang, lanjutnya, selalu ditekankan bahwa relokasi bukan berarti menghilangkan hak warga untuk kepemilikan lahan di bantaran sungai.

Justru dengan relokasi, mereka mendapat lahan dan bangunan baru tanpa takut banjir yang datang sewaktu waktu.

Baca juga: BMKG Peringatkan Potensi Banjir Rob, Warga Pesisir Padang dan Pesisir Selatan Diminta Waspada

"Apalagi dengan potensi banyaknya burung walet di daerah tersebut, rumah rumah di bantaran sungai justru bisa menghasilkan rupiah jika dijadikan sarang walet setelah mereka menempati rumah di lahan relokasi nantinya," imbuhnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Hubungan Asmara Sesama Jenis di Balik Pembunuhan Bos Kerajinan Tembaga di Boyolali

Regional
Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Sempat Ditutup 6 Jam, Akses Padang-Solok Dibuka Kembali

Regional
Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Maju Pilkada Banten 2024, Arief R Wismansyah Ikut Penjaringan 3 Partai

Regional
Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Bocah Penjual Kue yang Tewas Kecelakaan di Pontianak Dikenal Gigih, Emoh Pulang Sebelum Dagangan Habis

Regional
Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Soal Pengangguran, Pj Gubernur Sebut Banten Jadi Tujuan Mencari Pekerjaan

Regional
Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Naskah Kuno Banyuwangi Diusung Perpusnas Masuk ke Ingatan Kolektif Nasional 2024

Kilas Daerah
Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Bikin Gempar Undip, Nicholas Saputra Motivasi Mahasiswa Hadapi Ketidakpastian Masa Depan

Regional
LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

LKPD Kabupaten HST Kembali Raih Opini WTP dari BPK

Regional
3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

3 Warga Gunungkidul yang Jalan Kaki ke Jakarta untuk Temui Prabowo Sampai Purworejo, Minta Jalan Tol Masuk Gunungkidul

Regional
Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Banjir Rob Pantura Sayung Demak Mulai Surut, Pemotor: Masih Mengganggu

Regional
PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

PAN Usung Istri Bupati di Pilkada Kabupaten Solok 2024

Regional
Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Gunung Ile Lewotolok Meletus 65 Kali Selama 6 Jam, Status Siaga

Regional
Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Polisi Tangkap Penipu Modus Jual Barang di Aplikasi Belanja Online

Regional
Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Kecelakaan di Pontianak, 2 Bocah Penjual Kue Meninggal

Regional
Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Longsor di Sitinjau Lauik, 2 Warga Dilaporkan Hilang, Diduga Tertimbun

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com