Pulau Kalimantan berada di jalur perdagangan yang cukup ramai menjadi tempat singgah pedagang Cina.
Kapal-kapal bersandar untuk mengangkut produk lokal yang mempunyai nilai tinggi, yaitu kayu dan resin.
Pulau Kalimantan memiliki beragam suku, yaitu:
Suku Dayak merupakan suku asli dan tertua yang mendiami Pulau Kalimantan.
Penduduk asli Pulau Kalimantan ini terdiri dari banyak sub-suku, dimana masing-masing memiliki keunikan dalam budayanya.
Suku Dayak memiliki 268 sub-suku yang dibagi menjadi enam rumpun, yaitu Rumpun Punan, Klemantan, Apokayan, Iban, Murut, dan Rumpun Ot Danum.
Ada beberapa bahasa yang digunakan Suku Dayak. Bahasa Bakumpai dan bahasa Maanyan digunakan oleh Suku Dayak Ot Danum di hulu Sungai Kahayan dan Sungai Kapuas.
Suku Banjar merupakan suku mayoritas yang mendiami Provinsi Kalimantan Selatan.
Baca juga: Fauna Pulau Kalimantan
Awalnya, Suku Banjar mendiami wilayah pesisir dengan mata pencaharian sebagai pedagang. Seiring perjalanan waktu, suku ini bermukim di wilayah pedalaman dan berganti mata pencaharian sebagai petani.
Bahasa yang digunakan adalah bahasa Banjar yang merupakan bahasa ibu. Bahasa Banjar merupakan bahasa Austronesia.
Suku Hakka merupakan suku yang berasal dari Cina yang mayoritas mendiami wilayah Singkawang, Provinsi Kalimantan Barat.
Bahasa keseharian yang digunakan suku Hakka adalah bahasa Hakka dengan dua dialek, yaitu Dialek Lufeng dan Dialek Meixian.
Kota Singkawang adalah kawasan pecinan yang pertama kali berdiri di Indonesia.
Pada umumnya, suku Melayu mendiami Pulau Kalimantan di bagian pesisir, seperti Sambas, Ketapang, Pontianak, dan Mempawah.
Suku Melayu di Kalimantan juga memiliki hubungan kekeluargaan dengan suku Melayu di Serawak dan Brunei Darussalam.