Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sumsel Tetapkan Status Siaga Darurat Kebakaran Hutan dan Lahan

Kompas.com - 11/05/2022, 20:10 WIB
Aji YK Putra,
Reni Susanti

Tim Redaksi

 

PALEMBANG, KOMPAS.com - Pemerintah Sumatera Selatan mulai menetapkan siaga darurat Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) seiring dengan peralihan musim.

Penetapan status siaga darurat karhutla ini diterbitkan dalam bentuk Keputusan Gubernur Sumatera Selatan Nomor 292/BPBD-SS/2022 pada 19 April 2022 yang ditandangani Gubenur Sumatera Selatan, Herman Deru.

Kepala Balai Pengendalian Perubahan Iklim dan Kebakaran Hutan dan Lahan Wilayah Sumatera, Ferdian Krisnanto mengatakan, dengan penetapan status siaga darurat ini, mereka langsung berupaya melakukan pencegahan. 

 Baca juga: Cerita Petugas Menginap 2 Malam di Hutan demi Padamkan Api Karhutla di Rokan Hulu

Salah satunya dengan menerapkan teknologi modifikasi cuaca (TMC) dan bentuk hujan buatan.

Teknologi ini, menurut Ferdian, sangat efektif untuk mencegah terjadinya karhutla, dimana seluruh daerah rawan yang didominasi gambut tetap basah meski memasuki musim kemarau.

“Kita juga mengisi embung-embung di sekitar lahan gambut agar kadar airnya dapat tetap terjaga,” ujar Ferdian, Rabu (11/5/2022).

Ferdian menjelaskan, air yang ada di setiap embung tak hanya menahan kondisi gambut tetap basah. Namun bila terjadi kebakaran, air itu dapat digunakan untuk pemadaman.

“Biasanya saat kemarau akan susah mendapatkan air di sekitar lahan gambut,” beber dia.

Baca juga: Cerita Petugas Pemadam Karhutla di Riau, Kesulitan Padamkan Api di Atas Bukit hingga Tak Ada Sumber Air

Dengan melakukan upaya TMC, 15 hari ke depan efek TMC pun dapat kembali meningkatkan curah hujan hingga 15 persen. 

“Dari hasil evaluasi, kemungkinan TMC akan digunakan di daerah rawan karhutla lainnya, salah satunya Sumatera Selatan. Untuk kondisi saat ini, tinggi muka air di sejumlah kawasan rawan masih terbilang aman karena di sana beberapa kali diguyur hujan,” jelasnya.

Adapun daerah rawan terjadi karhutla adalah Kawasan Muara Medak, Kabupaten Musi Banyuasin yang berbatasan dengan Jambi, Cengal, dan Pangkalan Lampam. 

Kemudian di Ogan Komering Ilir (OKI) serta Lintas Timur Sumatera Kabupaten Ogan Ilir.

“Langkah utama kami melakukan patroli dengan memantau ketinggian muka air kawasan lahan gambut,” jelasnya.

Baca juga: Razia di Jayapura, Polisi Sita Sajam hingga Atribut Bintang Kejora

Kepala Stasiun Meteorologi Sultan Mahmud Badaruddin II Palembang, Desindra Dedy Kurniawan menambahkan, cuaca di Sumatera Selatan saat ini masuk masa transisi. 

Sejak Mei 2022, Sumatera Selatan memasuki musim kemarau. Ia memperkirakan, musim kemarau terus berlanjut sampai Juni 2022. 

“Kepastian bahwa seluruh daerah di Sumsel sudah memasuki musim kemarau ditandai dengan menurunnya curah hujan dalam satu dasarian terakhir dan diikuti  dua dasarian berikutnya. Kemungkinan puncak musim kemarau berlangsung September sampai Oktober 2022,” jelasnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Curug Putri Carita di Pandeglang: Daya Tarik, Harga Tiket, dan Rute

Regional
ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

ART di Sukabumi Tewas Diduga Dibunuh di Rumah Majikan, Pelaku Ditangkap Dalam Bus

Regional
115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

115 Rumah Terdampak Banjir di Dua Nagari di Kabupaten Sijunjung

Regional
Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Serang Polsek di Kalteng, 4 Pemuda Mabuk Ditangkap

Regional
Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Geng Motor Tawuran Dalam Permukiman di Bandar Lampung, Warga Sebut 1 Orang Tewas

Regional
Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Harga Anjlok dan Cold Storage Tak Memadai, Nelayan di Aceh Terpaksa Buang 3 Ton Ikan

Regional
Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Pilkada Banten 2024, Gerindra-Demokrat Ingin Lanjutkan KIM di Banten

Regional
Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Pengusaha Kerajinan Tembaga Boyolali Ditemukan Tewas di Rumahnya, Diduga Dibunuh

Regional
Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Puncak Gunung Lewotobi NTT Hujan Deras, Warga Diimbau Waspadai Banjir Lahar

Regional
Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Pagi Berdarah, Suami di Ciamis Bunuh dan Mutilasi Istri di Jalan Desa

Regional
Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Kapal Logistik dari Malaysia Karam di Perairan Kepulauan Meranti

Regional
SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

SDN 52 Buton Terendam Banjir, Pagar Sekolah Terpaksa Dijebol

Regional
Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Tantang Mahyeldi pada Pilkada Sumbar, Bupati Solok Daftar ke Nasdem

Regional
Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Kemeriahan BBI BBWI dan Lancang Kuning Carnival di Riau, dari 10.000 Penari hingga Ratusan UMKM dan Ekonomi Kreatif

Regional
Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Bersengketa di MK, Penetapan Kursi DPRD Bangka Belitung Tertunda

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com