NUNUKAN, KOMPAS.com – Kepala PT Pelni Cabang Nunukan Firdaus memprediksikan arus mudik 2022 dari Pelabuhan Tunon Taka, Nunukan, Kalimantan Utara, akan sepi penumpang.
"Lonjakan penumpang terjadi sejak 13 April dan puncaknya terjadi pada 22 April 2022. Kemungkinan besar, dengan keadaan tersebut, sekalipun terjadi lonjakan penumpang jelang Hari Raya Idul Fitri, tidak akan sebanyak sebelumnya," ujar Firdaus, Selasa (26/4/2022).
Pada 13 April, Pelni mencatat ada sekitar 1.000 penumpang yang dimuat oleh kapal Pelni.
Baca juga: Banyak Warga Minta Pengawalan TNI untuk Lewati Sei Ular Nunukan, Ada Apa?
Berlanjut pada 17 April, dengan 1.001 penumpang.
Terakhir pada 22 April, tercatat sebanyak 1.040 penumpang. Sedangkan keberangkatan terakhir, Senin 26 April, tercatat sebanyak 700 penumpang.
Lonjakan tersebut terbilang wajar, dan tidak sampai membuat Kapal Pelni over kapasitas.
"Sudah dua tahun terjadi pembatasan mudik akibat Pandemi. Maka begitu ada kelonggaran, mereka tidak mau menunggu, mereka langsung pulang kampung melepas kerinduan di kampung halaman," jelasnya.
Ada dua armada Kapal Pelni yang melayani pelayaran dengan rute Nunukan–Pantoloan-Balikpapan–Parepare–Makassar–Baubau–Maumere–Larantuka. Masing-masing, KM Lambelu dan KM Bukit Siguntang.
Baca juga: Sudah Dua Tahun Ratusan Kapal di Nunukan Berlayar Ilegal, Puluhan Tukang Perahu Datangi Kantor DPRD
Sejauh ini, PT Pelni juga masih melayani pemesanan tiket penumpang.
Tidak ada jumlah signifikan atau pemesanan dengan jumlah di luar kewajaran.
"Dua tahun belakangan, penumpang kita hanya sekitar 500-an saja. Kapasitas kapal kita 2.300 orang. Jadi lonjakan seperti itu belum terlalu signifikan," imbuhnya.
Terpisah, Petugas Lalu Lintas Angkutan Laut Kantor Syahbandar dan Otorita Pelabuhan (KSOP) Nunukan Agus Bura mengatakan, banyaknya pemudik yang berangkat lebih awal, menjadi alasan mengapa arus mudik dari Nunukan bakal sepi.
"Kebanyakan berangkat sebelum bulan puasa. Itu dimaklumi, karena sudah dua tahun lebih mereka sulit pulang kampung karena wabah," jelasnya.
Baca juga: Pembangunannya Habiskan Rp 80 Juta, Pos Pantau di Perbatasan RI-Malaysia Dianggap Tak Layak
Selain itu, empat armada kapal di Pelabuhan Tunon Taka, terdiri dari KM Lambelu dan KM Bukit Siguntang dari PT.Pelni, dan dua kapal swasta, KM Thalia dan Cataleya, ditambah Tol Laut, akan mengurai kepadatan penumpang dalam kondisi saat ini.
"Landai dan aman saja. Semua tercover, keamanan di pelabuhan dan laut tetap jalan. Yang perlu diwaspadai mungkin hanya arus balik nanti," kata Agus.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.