KOMPAS.com - Pihak kepolisian mengungkap sejumlah modus penimbunan bahan bakar minyak (BBM), baik solar, biosolar, hingga pertalite, di berbagai daerah di Indonesia.
Berbagai trik dilakukan para pelaku untuk mendapatkan keuntungan.
Kompas.com merangkum berbagai modus para pelaku penimbunan BBM yang berhasil diungkap pihak kepolisian.
Misalnya, kasus penimbunan 25.000 liter solar yang terjadi di sejumlah daerah di Jawa Barat pada 8-12 April 2022.
Baca juga: Polisi Ungkap Penimbunan 25.000 Liter Solar Bersubsidi di Jabar, 7 Orang Ditangkap
Dalam kasus ini, pihak kepolisian menangkap lima pelaku yang telah dijadikan tersangka.
Mereka memodifikasi tangki mobil, lalu berkeliling membeli solar ke sejumlah SPBU.
"Mereka yang membeli solar bersubsidi seharga Rp 5.150, dan menjualnya ke pabrik dengan harga Rp 9.000 per liter," ucap Direktur Ditreskrimsus Polda Jabar Komisaris Besar Polisi Arief Rachman, saat konferensi pers di Mapolda Jabar, Kota Bandung, Jawa Barat, Rabu (13/4/2022).
Modus serupa juga terjadi di Bangka Belitung. Para pelaku berulang kali membeli solar dan bensin Pertalite dengan tangki mobil yang sudah dimodifikasi.
Baca juga: Dugaan Kasus Penimbunan Solar di Bangka Tengah, 12 Pelaku dan 5 Mobil Ditahan Polisi
Setelah itu BBM ditimbun dan kembali dijual dengan harga yang mahal.
Baca juga: Polisi Tangkap Penimbun 1.486 Liter Solar Subsidi, Beli di Sumsel, lalu Jual di Way Kanan Lampung
Modus ini juga terjadi di Banten. Polda Banten menyita 4 ton solar dari lima tersangka.
Kasus tangki dimodifikasi ini juga ditemukan di Jakarta Barat, Sulawesi Utara, dan Sumatera Selatan (Sumsel).
Untuk kasus di Sumsel, para pelaku menimbun 1.486 solar subsidi untuk kembali dijual ke Way Kanan, Lampung.
Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Ditreskrimsus) Polda Bengkulu mengungkap para pelaku yang menggunakan mobil, meminta bantuan petugas SPBU untuk mengisi BBM jenis biosolar ke dalam jeriken-jeriken yang ada di dalam kendaraan.
Baca juga: Polisi Tangkap Tujuh Orang Operator SPBU hingga Sopir Lakukan Penimbunan Solar di Bengkulu
Untuk menghindari kecurigaan pengendara lain dan pengawas SPBU, pemilik mobil menyambung alat pengisian bahan bakar dengan selang panjang.
Aksi ini dilakukan saat jam operasi antrean pengisian khusus bahan bakar biosolar yang diberlakukan di wilayah Bengkulu, dari jam 22.00 WIB hingga pukul 05.00 WIB pagi.
Modus ini salah satunya diungkap Satuan Reserse Kriminal (Satreskrim) Kepolisian Resor (Polres) Nganjuk.
Baca juga: Timbun 1 Ton Solar Subsidi, Warga Mlorah Nganjuk Terancam 6 Tahun Penjara
Pihak kepolisian mengamankan tersangka RZ dan 18 drum solar, Sabtu (9/4/2022).
Dengan menggunakan mobil, RZ berkeliling membeli solar ke sejumlah SPBU.
Solar itu kemudian ditimbun dan dijual kembali dengan harga yang lebih mahal.
(Penulis : Kontributor Nganjuk Usman Hadi, Kontributor Bengkulu Firmansyah, Kontributor Serang Rasyid Ridho, Kontributor Lampung Tri Purna Jaya, Kontributor Bandung Agie Permadi, Kontributor Pangkalpinang Heru Dahnur|Editor : Dheri Agriesta, Khairina, Reni Susanti, Gloria Setyvani Putri)
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.