Atas alasan tersebut, menurut Maladi timbul niat dari SZ untuk memalsukan kepada orangtua dan keluarganya bahwa dirinya lolos dan terpilih menjadi anggota Polri.
"SZ ini memang pernah mendaftar Polri di tahun 2021, namun tidak lolos. Akhirnya timbul niat begitu karena tidak mau mengecewakan keluarga," jelasnya.
"Untuk lebih meyakinkan keluarga, SZ juga pernah menggunakan seragam Polri yang dibelinya melalui online," tambahnya.
Saat ini, kata Maladi, SZ masih dalam pemeriksaan tim penyidik.
Menurutnya, SZ diduga telah menggunakan uang Rp 50 juta yang disebutkan pelapor untuk keperluan pribadi.
Sementara itu agar kejadian serupa tidak terulang kembali kepada masyarakat, ia mengimbau agar tidak percaya dengan oknum-oknum yang menawarkan bisa meloloskan untuk menjadi anggota Polri.
Terutama, Polri saat ini juga sedang melaksanakan penerimaan polisi.
"Kami sampaikan bahwa masuk polisi tidak bayar, jangan mudah dibohongi. Intinya ikuti prosedur," pesan Maladi.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.