Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bukan yang Pertama, Ini Kisah Siswa SMK di Pangkalpinang yang Dipulangkan dari Magang di Kapal Nelayan karena Depresi

Kompas.com - 13/04/2022, 06:00 WIB
Rachmawati

Editor

 

Bukan kejadian yang pertama

Permasalahan yang terjadi pada siswa magang ternyata bukan yang pertama.

Pada senin (27/12/2021), sejumlah orangtuan siswa SMK Negeri 4 Pangkalpinang menemui Kepala Sekolah SMKN 4 Pangkalpinang.

Mereka mengutarakan keresahan terkait 10 taruna yang mengikuti Praktek Kerja Industri di LPK Bahtera Samudra Indah, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Keresahan muncul setlah mereka mendapat kabar dari sang anak yang mendapatkan perlakuan kurang baik saat magang di KM Harapan Srijaya, kapal penangkap ikan.

Para orangtua mendapatkan kabar jika tiga dari 10 taruna yang mengikuti PKL di kapal diturunkan di sebuah pulau kecil di perairan Madura.

Baca juga: Magang di Polresta Banjarmasin, Mahasiswi Diperkosa Anggota Polisi, Pelaku Kini Dipecat

Taufik orang tua siswa, kepada Bangkapos.com membenarkan hal tersebut. Menurutnya dirinya telah berkomunikasi dengan anaknya yang mendapat perlakuan tidak baik di atas kapal.

"Hari pertama waktu istirahat ada pemukulan dari anak buah kapal, seharusnya jangan dengan kekerasan, tetapi omongan, anak ini masih mudah, belum siap mental. Ini juga resah karena tidak ada SOP,"
kata dia.

""Anak diminta nyemplung ke laut tidak pakai pelampung untuk benarkan jaring. Seharusnya pakai pelampung. Toh, kalau terjadi keram kaki bisa tenggelam," keluh Taufik kepada Bangkapos.com, Senin (27/12/2021).

Baca juga: 2022, Jokowi Targetkan 150.000 Mahasiswa Magang di Perusahaan

Taufik, mengatakan anaknya bernama Aji Ramadhan kelas 11 jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) saat ini masih berada di atas kapal KM Harapan Srijaya, ia minta segera dipulangkan karena tidak kuat dengan perlakuan sejumlah ABK.

"Makanya kita dari orang tua minta harus dipulangkan anak-anak itu, itu berdasarkan kesepakatan orang tua. Anak-anak ini takut menyampaikan ke orang tua, takut ketahuan dari ABK," kata dia.

"Mereka sembunyi-sembunyi kalau telpon. Anak saya tadi sempat video call, jadi mereka ini bisa tidak pulang, mereka sudah tidak kuat lagi fisiknya. Karena malam mereka kerja, minta cepat mau diturunkan dari kapal," jelasnya.

Taufik menjelaskan anaknya telah dua Minggu ini melakukan praktek kerja industri di atas kapal dan anaknya kerap menangis ketika ditelpon.

"Saat nelpon biasa ia tidak pernah menangis, kita yang menangis. Tetapi ini, ia menangis karena diperlakukan tidak wajar," tegasnya.

Baca juga: Direktur RS Ini Tantang Orang yang Tak Percaya Covid-19 Magang di IGD dan Ruang Jenazah

Disnaker tak diajak koordinsi

Ilustrasi siswaDOK. PIXABAY Ilustrasi siswa
Sementara itu pada Selasa (28/12/2021), Wakil Gubernur Abdul Fatah mengaku prihatin dengan kondisi yang dialami siswa magang yang diduga mengalami kekerasan itu.

"Kita sangat menyayangkan seharusnya tidak terjadi. Ini orang sedang belajar dan magang ada kekurangannya, tidak begitu caranya. Memberikan pemahaman sebaik-baiknya, sehingga mereka bisa menjadi pekerja yang tangguh," ungkap Abdul Fatah.

Ia berharap para peserta magang terus diawasi sehingga mencegah hal yang tidak diinginkan seperti saat ini.

"Harap kita pihak yang memegang kepentingan selalu mengikuti perkembangan dan melakukan komunikasi dengan anak yang magang oleh intansi dan pihak SMK dan pihak lainya. Harus mengikuti peserta magang jangan dilepas dan dibiarkan begitu saja," kata dia.

"Komunikasi harus jalan, sehingga apabila terdapat hal tidak diinginkan kita lebih awal dapat melakukan pembinaan. Sudah pasti keaktifan pembina yang tidak diam saja, selalu memonitor," tambah dia.

Baca juga: Direktur RS Ini Tantang Orang yang Tak Percaya Covid-19 Magang di IGD dan Ruang Jenazah

Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja Bangka Belitung Elfiyena mengatakan, sejauh ini tidak ada koordinasi atau kerja sama terkait kegiatan magang yang dilakukan SMKN 4 Pangkalpinang terhadap disnaker.

"Tidak ada, peraturan magang ada di perusahaan untuk menjaga keselamatan anak. Jadi tergantung dari kerja sama bagaimana menempatkan anak di perusahan seperti apa maunya. Kalau di perusahan tidak mau, mereka tidak ada kerja sama. Tidak mungkin dilanjutkan," kataida.

"Jangan memaksa anak-anak, karena harus sesuai kurikulum magang, ada SOP magangnya," jelas Elfiyena.

Baca juga: Saya Tantang Kamu Magang 1 Hari di IGD, 1 Hari di Ruang Jenazah Covid-19

Dia mengharapkan tahun mendatang ada kerja sama antara Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Pendidikan untuk program magang.

"Kami berharap dinas pendidikan dan disnaker sama-sama. Artinya magang itu belajar namanya, kalau di program kami ada juga untuk umum dan masyarakat, kalau di mereka itu dari anak sekolah," jelasnya.

Ia menjelaskan dalam penempatkan pekerja yang magang harus didasarkan atas kerja sama, kesepakatan, untuk ketentuan dalam melakukan pekerjaan saat magang.

"Harus komitmen dengan dinas jangan langsung menempatkan saja, harus kerja sama. Karena mereka yang magang diajarkan kerja, cara kerja bukan dibiarkan. Seperti bagian pemasaran diberikan edukasi soal itu. Bahkan apabila anaknya bagus saat magang dapat merekrut mereka," terangnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Heru Dahnur | Editor : Reni Susanti), BangkaPos.com

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Morowali Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Balikpapan Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Malam ini Hujan Ringan

Regional
Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Prakiraan Cuaca Batam Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Hujan Petir

Regional
Gempa M 6,1 Guncang Bula

Gempa M 6,1 Guncang Bula

Regional
Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Suami di Karimun Bunuh Istri Pakai Batang Sikat Gigi

Regional
Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Maju Pilkada Maluku, Eks Pangdam Pattimura Daftar Cagub ke 5 Parpol

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Ratusan Ribu Suara Pemilu 2024 di Bangka Belitung Tidak Sah, NasDem Gugat ke MK

Regional
Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Maksimalkan Potensi, Pj Walkot Tangerang Minta Fasilitas Kawasan Kuliner Parlan Dilengkapi

Kilas Daerah
Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Tim SAR Gabungan Kembali Temukan Jasad Korban Banjir Bandang Luwu

Regional
Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Seorang Petani di Sikka NTT Dikeroyok hingga Babak Belur, 3 Pelaku Ditangkap

Regional
KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

KKB Ancam dan Rampas Barang Jemaat Gereja di Pegunungan Bintang

Regional
Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Geng Motor Tawuran Tewaskan Pelajar SMA di Lampung, 2 Orang Jadi Tersangka

Regional
Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Ayah Perkosa Putri Kandung di Mataram Saat Istri Kerja sebagai TKW

Regional
Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Tanah Orangtua Dijual Tanpa Sepengetahuannya, Adik Bacok Kakak di Kampar

Regional
Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Warga Cianjur Kaget Wanita yang Dinikahinya Ternyata Seorang Pria

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com