Salin Artikel

Bukan yang Pertama, Ini Kisah Siswa SMK di Pangkalpinang yang Dipulangkan dari Magang di Kapal Nelayan karena Depresi

Dia dijemput ibu dan pihak sekolah karena depresi pada 22 Maret 2022.

Saat ini ZK sudah dirawat di rumah sakit jiwa dan dari hasil pemeriksaan dokter, ditemukan gejala skizofrenia paranoid pada ZK.

ZK adalah siswa kelas 11 jurusan Nautika Kapal Penangkapan Ikan (NKPI). Ia magang di LPK Bahtera Samudra Indah, Kabupaten Pati, Jawa Tengah sejak 11 Desember 2021.

Ia dijadwalkan magang selama empat bulan di KM Harapan Srijaya. Namun tiga bulan berjalan, ia dipulangkan karena kondisi mentalnya yang terus menurun.

Mereka dibekali uang jajan dan berada di daratan selama seminggu. Namun seminggu kemudian, ZK mengalami panas tinggi dan mulai mengamuk.

Hal tersebut dijelaskan Kepala SMKN 4 Pangkalpinang, Zulkifli pada Selasa (12/4/2022).

"Dalam perjalanan, ada truoble setelah anaknya sudah turun dari Pulau Kelayang diberikan uang jajaan untuk pergi. Lalu seminggu kemudian panas tinggi, sempat deman kemudian ia (ZK) mengamuk. Diberikan makan mengamuk ke temannya, lalu ditangkaplah oleh semua orang," kata dia.

"Wakil nahkoda kapal menyatakan anak ini ada kelainan, macam-macam lah, maka dibawa pulang, dibawa lah ke rumah sakit, didiagnosis dokter skizofrenia paranoid," tambah dia.

Sementara itu Ibu ZK, TB bercerita ia berinisiatif menjemput anaknya setelah mendapat kiriman video dari rekan sesama magang kondisi ZK yang terlihat depresi.

Di video yang dikirim, ZK terlihat berbicara sendiri. Dalam kondisi depresi, selama di Pati, ZK dirawat di salah satu pondok pesantren.

"Saya tidak kuasa melihatnya, waktu saya jemput dia di mess praktik di Pati, saya menangis melihatnya. Saya peluk, urut, dia juga tidak kenal dengan saya," kata TB sembari mengelus dada, kepada Bangkapos.com, Senin (11/4/2022) di kediamanya.

TB menduga perlakukan terhadap anaknya selama magang di atas kapal yang kurang menyenangkan hingga menjadi depresi.

"Perlakuan di kapal agak kurang meyenangkan dipukul, pengakuan Zk saat dia sadar. Waktu ia istirahat dipaksa kerja. Ditumpai oleh air, sudah ditumpai air, dikeroyok. Dibenturkan, kepala Zk, itu pengakuan Zk saat sadar," ujar TB.

Saat membawa pulang anaknya ke Pulang Bangka, TB bercerit ia harus banyak bersabar karena ZK berontak saat di dalam pesawat.

"Kemudian kami berikan obat, baru dia tenang, kalau begitu tidak bisa naik pesawat. Kondisi ia sebelum dibawa ke rumah sakit jiwa, berbicaranya melantur. Kadang bahasa Jawa, Madura dan macam-macam bahasa," keluhnya.

Sebelum, mengalami depresi, TB mengatakan anaknya merupakan anak yang berprestasi di sekolah dan rajin beribadah.

"Sebenarnya saya saat melepas ZK ke RSJ rasa mau pingsan melihat dia, di tempat itu. Saya gantikan bajunya, dan melihat tidak ada busa ditempat tidurnya," kata TB dengan mata berkaca-kaca.

TB mengharapkan adanya pertanggungjawaban dari pihak Sekolah SMKN 4 Pangkalpinang karena sebelum pergi magang, anaknya ZK dalam kondisi sehat.

"Harapan saya anak saya saat pergi sehat dan pulangnya juga sehat. Kemudian kami minta bantuan biaya pengobatan selama di RSJ, karena saya tidak ada uang," keluhnya.

Ia mengatakan, selama tiga hari ke depan ZK tidak dibolehkan untuk dijenguk, karena masih mendapatkan perawatan dan diagnosis oleh rumah sakit jiwa mengalami depresi karena tertekan.

"Diagnosinya depresi tertekan, ia sesama teman akrabnya juga sempat berkelahi. Bahkan menyebur ke laut saking depresinya karena tertekan," jelasnya.

Pada senin (27/12/2021), sejumlah orangtuan siswa SMK Negeri 4 Pangkalpinang menemui Kepala Sekolah SMKN 4 Pangkalpinang.

Mereka mengutarakan keresahan terkait 10 taruna yang mengikuti Praktek Kerja Industri di LPK Bahtera Samudra Indah, Kabupaten Pati, Jawa Tengah.

Keresahan muncul setlah mereka mendapat kabar dari sang anak yang mendapatkan perlakuan kurang baik saat magang di KM Harapan Srijaya, kapal penangkap ikan.

Para orangtua mendapatkan kabar jika tiga dari 10 taruna yang mengikuti PKL di kapal diturunkan di sebuah pulau kecil di perairan Madura.

Taufik orang tua siswa, kepada Bangkapos.com membenarkan hal tersebut. Menurutnya dirinya telah berkomunikasi dengan anaknya yang mendapat perlakuan tidak baik di atas kapal.

"Hari pertama waktu istirahat ada pemukulan dari anak buah kapal, seharusnya jangan dengan kekerasan, tetapi omongan, anak ini masih mudah, belum siap mental. Ini juga resah karena tidak ada SOP,"
kata dia.

""Anak diminta nyemplung ke laut tidak pakai pelampung untuk benarkan jaring. Seharusnya pakai pelampung. Toh, kalau terjadi keram kaki bisa tenggelam," keluh Taufik kepada Bangkapos.com, Senin (27/12/2021).

Taufik, mengatakan anaknya bernama Aji Ramadhan kelas 11 jurusan Nautika Kapal Penangkap Ikan (NKPI) saat ini masih berada di atas kapal KM Harapan Srijaya, ia minta segera dipulangkan karena tidak kuat dengan perlakuan sejumlah ABK.

"Makanya kita dari orang tua minta harus dipulangkan anak-anak itu, itu berdasarkan kesepakatan orang tua. Anak-anak ini takut menyampaikan ke orang tua, takut ketahuan dari ABK," kata dia.

"Mereka sembunyi-sembunyi kalau telpon. Anak saya tadi sempat video call, jadi mereka ini bisa tidak pulang, mereka sudah tidak kuat lagi fisiknya. Karena malam mereka kerja, minta cepat mau diturunkan dari kapal," jelasnya.

Taufik menjelaskan anaknya telah dua Minggu ini melakukan praktek kerja industri di atas kapal dan anaknya kerap menangis ketika ditelpon.

"Saat nelpon biasa ia tidak pernah menangis, kita yang menangis. Tetapi ini, ia menangis karena diperlakukan tidak wajar," tegasnya.

"Kita sangat menyayangkan seharusnya tidak terjadi. Ini orang sedang belajar dan magang ada kekurangannya, tidak begitu caranya. Memberikan pemahaman sebaik-baiknya, sehingga mereka bisa menjadi pekerja yang tangguh," ungkap Abdul Fatah.

Ia berharap para peserta magang terus diawasi sehingga mencegah hal yang tidak diinginkan seperti saat ini.

"Harap kita pihak yang memegang kepentingan selalu mengikuti perkembangan dan melakukan komunikasi dengan anak yang magang oleh intansi dan pihak SMK dan pihak lainya. Harus mengikuti peserta magang jangan dilepas dan dibiarkan begitu saja," kata dia.

"Komunikasi harus jalan, sehingga apabila terdapat hal tidak diinginkan kita lebih awal dapat melakukan pembinaan. Sudah pasti keaktifan pembina yang tidak diam saja, selalu memonitor," tambah dia.

Sementara, Kepala Dinas Tenaga Kerja Bangka Belitung Elfiyena mengatakan, sejauh ini tidak ada koordinasi atau kerja sama terkait kegiatan magang yang dilakukan SMKN 4 Pangkalpinang terhadap disnaker.

"Tidak ada, peraturan magang ada di perusahaan untuk menjaga keselamatan anak. Jadi tergantung dari kerja sama bagaimana menempatkan anak di perusahan seperti apa maunya. Kalau di perusahan tidak mau, mereka tidak ada kerja sama. Tidak mungkin dilanjutkan," kataida.

"Jangan memaksa anak-anak, karena harus sesuai kurikulum magang, ada SOP magangnya," jelas Elfiyena.

Dia mengharapkan tahun mendatang ada kerja sama antara Dinas Tenaga Kerja dan Dinas Pendidikan untuk program magang.

"Kami berharap dinas pendidikan dan disnaker sama-sama. Artinya magang itu belajar namanya, kalau di program kami ada juga untuk umum dan masyarakat, kalau di mereka itu dari anak sekolah," jelasnya.

Ia menjelaskan dalam penempatkan pekerja yang magang harus didasarkan atas kerja sama, kesepakatan, untuk ketentuan dalam melakukan pekerjaan saat magang.

"Harus komitmen dengan dinas jangan langsung menempatkan saja, harus kerja sama. Karena mereka yang magang diajarkan kerja, cara kerja bukan dibiarkan. Seperti bagian pemasaran diberikan edukasi soal itu. Bahkan apabila anaknya bagus saat magang dapat merekrut mereka," terangnya.

SUMBER: KOMPAS.com (Penulis: Heru Dahnur | Editor : Reni Susanti), BangkaPos.com

https://regional.kompas.com/read/2022/04/13/060000878/bukan-yang-pertama-ini-kisah-siswa-smk-di-pangkalpinang-yang-dipulangkan

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke