Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengenal Ute Dito, Mengawetkan Daging ala Manggarai Timur, Warisan Leluhur yang Hampir Punah

Kompas.com - 11/04/2022, 10:06 WIB
Markus Makur,
Pythag Kurniati

Tim Redaksi

Saat para kerabat bertamu, lanjut Yosep, daging yang sudah diawetkan diambil untuk dimasak. Daging babi yang sudah diawetkan dinamakan woda.

Daging yang sudah diawetkan itu, lanjut Yosep, dimasak. Kemudian disuguhkan untuk makan bersama.

Penyajiannya dicampur dengan kacang tanah yang sudah dihaluskan atau biji kastela yang dihaluskan ditambah dengan sedikit air masak.

"Sewaktu saya masih anak-anak. Saya biasa ikut jalan bersama nenek perempuan bertamu di rumah saudara laki-lakinya. Lalu, keluarga saudara laki-laki menyuguhkan menu dengan lauk pauknya Ute Dito," kata dia.

"Zaman itu lauk pauk Ute Dito dikhususkan bagi tamu keluarga istimewa. Lauk ini tidak disuguhkan saat ritual adat. Lauk ini dikhususkan untuk menghargai keluarga dekat yang sedang bertamu di rumah," lanjutnya.

Baca juga: Menulis, Cara Milenial di Manggarai Timur NTT Promosikan Wisata

Cara mengawetkan

Yosep menjelaskan, entah dari mana pengetahuan nenek moyang orang Manggarai Timur mengawetkan daging, tapi menurutnya, pengawetan telah mempertimbangkan keseimbangan gizi.

Cara mengawetkannyanya juga sederhana, yakni dengan mencampur daging dengan tepung jagung dan garam.

Tepung jagung sebagian ditaburkan di bagian bawah di dalam lubang bambu, kemudian, daging yang sudah ditaburi tepung jagung dan garam dimasukan dalam wadah bambu dan ditutup.

"Saya pernah lihat cara mengawetkannya. Saya pernah rasa makan lauk itu saat saya masih kecil. Sekarang ini jarang saya rasakan masakan lauk pauk Ute Dito. Ini merupakan cadangan menu lauk buat tamu-tamu yang memiliki hubungan kekerabatan," ucapnya.

Baca juga: UPDATE Covid-19 di Jatim, DIY, Bali, NTB, NTT, Kalbar, dan Kalsel 10 April 2022

Kini lauk tradisional yang diawetkan itu nyaris punah sebab keluarga-keluarga jarang mengawetkan daging lagi.

Yosep berharap, keluarga di kampung-kampung kembali merawat dan melestarikan warisan leluhur mengawetkan daging demi ketahanan pangan dan menu gizi keluarga.

"Saya sangat rindu lagi makan lauk pauk dengan Ute Dito. Rasa daging yang sudah dimasak sangat berbeda dengan lauk pauk yang dimasak di era sekarang," ucapnya. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Kasus Ayah Perkosa Anak Terungkap saat Korban Ketakutan di Pojok Ruangan

Regional
Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Ratusan Ribu Suara Pemilu di Babel Tidak Sah, KPU Siapkan Pengacara

Regional
2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

2.540 Ekor Burung Liar Diselundupkan ke Jawa, Diduga Hasil Perburuan Hutan Lampung

Regional
HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

HUT Ke-477 Kota Semarang, Pemkot Semarang Beri Kemudahan Izin Nakes lewat Program L1ON

Kilas Daerah
Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Polda NTT Bentuk Tim Gabungan Ungkap Kasus Penemuan Mayat Terbakar di Kota Kupang

Regional
Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Ketua Nasdem Sumbar Daftar Pilkada Padang 2024

Regional
Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Sopir Innova Tewas Diduga Serangan Jantung dan Tabrak 2 Mobil di Solo

Regional
Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Tujuan Pria di Semarang Curi dan Timbun Ratusan Celana Dalam Perempuan

Regional
Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Banjir Rob Demak, Kerugian Petambak Ikan Capai 14 Miliar Setahun Terakhir

Regional
Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Sebelum Meninggal, Haerul Amri Keluhkan Mata Perih dan Kebas

Regional
Bukan Fenomena 'Heat Wave', BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Bukan Fenomena "Heat Wave", BMKG Sebut Panas di Jateng Disebabkan Hal Ini

Regional
301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

301 KK Warga Desa Laingpatehi dan Pumpente di Pulau Ruang Akan Direlokasi, Pemprov Sulut: Mereka Siap

Regional
Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Jumlah Siswa Tak Sebanding dengan Sekolah, Mbak Ita Akan Tambah 3 SMP pada 2025

Regional
Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Guru PPPK di Semarang Mengeluh Gaji Belum Cair, Wali Kota: Laporan Belum Masuk

Regional
3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

3 Eks Pegawai BP2MI Bandara Soekarno-Hatta Dituntut 1,5 Tahun Penjara

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com