Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

BI: Jeleknya Infrastruktur, Pelabuhan, Gratifikasi, Perburuk Investasi Bengkulu

Kompas.com - 07/04/2022, 16:35 WIB
Firmansyah,
Khairina

Tim Redaksi

 

BENGKULU, KOMPAS.com - Bank Indonesia (BI) Perwakilan Bengkulu menyampaikan sejumlah persoalan mendasar yang menghambat arus masuk investasi di daerah itu.

Persoalan itu mencakup buruknya infrastruktur, belum maksimalnya pelabuhan.

Serta yang paling mengkhawatirkan yakni tingginya indeks gratifikasi yang semakin memperparah keadaan.

Baca juga: BI Siapkan Rp 2,292 Triliun untuk Kebutuhan Puasa dan Lebaran di Bengkulu

Hal ini disampaikan Kepala Perwakilan BI Bengkulu Joni Marsius dalam konferensi pada wartawan menggunakan saluran zoom meeting, Rabu (6/4/2022).

"Infrastruktur kita (Bengkulu) menyangkut konektivitas, kita lihat di jalan raya berdasarkan data Kemenkeu RI tahun 2018 indeks infrastruktur Provinsi Bengkulu kedua terendah setelah Papua. Jalan arteri Bengkulu hanya 166 kilometer kalah jauh dengan provinsi tetangga," beber Joni.

Ia juga membuka mahalnya biaya kargo di Provinsi Bengkulu dibanding provinsi tetangga Rp 179 per kilometer biaya charge.

"Jadi kita kalau menggunakan jasa kirim dari luar Bengkulu maka biaya chargenya Rp 179,2 per kilometer. Sangat mahal bila dibanding dengan provinsi tetangga," jelas dia.

Baca juga: Pertamina Jamin Pasokan Pertalite Bengkulu Cukupi Kebutuhan Masyarakat

Ia juga membongkar masih rendahnya kualitas pelabuhan di Bengkulu, itu dilihat dari kedalaman pelabuhan, panjang dermaga hingga gudang yang masih terbatas.

Kondisi itu menghambat pengguna kapal berkapasitas besar.

"Akibatnya banyak memakan waktu tentu saja merugikan pengusaha. Sehingga ekspor Bengkulu banyak menggunakan pelabuhan provinsi tetangga seperti Kabupaten Mukomuko mendingan ke Teluk Bayur, Provinsi Sumatera Barat," ungkapnya.

Gratifikasi tinggi

Hal berikutnya menurut Joni yakni tingginya gratifikasi dan pemerasan pelayanan berdasarkan data hasil survei Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) November 2018.

"Ini data KPK November 2018 ya BI hanya mengutip saja. Untuk masyarakat yang mendapatkan pemerasan pelayanan hasil survei KPK Kota Bengkulu nomor satu dengan poin survei 18.00 menyusul Provinsi Aceh dengan poin 16.00 dan Banten 16.00 dan seterusnya," jelasnya.

Lalu untuk gratifikasi Provinsi Bengkulu ada di urutan kedua secara nasional dengan hasil survei 15.00 di bawah Provinsi Sumatera Utara dengan hasil survei 18.00. Dilanjutkan tata kelola pemerintahan Bengkulu di urutan ketiga terbawah dalam zona merah terburuk. Bengkulu hanya unggul dari Maluku Utara dan Papua Barat.

Sementara indeks kepuasan masyarakat Bengkulu berada di tiga terbawah di zona merah. Bengkulu hanya unggul dari Kalimantan Tengah dan Jambi berada di zona merah terburuk.

Baca juga: Polda Bengkulu Tangkap DJ dan Selebgram Jadi Afiliator Judi Online

Joni Marsius mengatakan, saat ini perbaikan perizinan, pelayanan dan tindak gratifikasi di Bengkulu mulai membaik.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Bertemu Pj Gubernur Jateng, Bupati Arief Minta Ruas Jalan Provinsi di Blora Diperbaiki

Regional
Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Pengerjaan 14 Proyek Perbaikan Jalan di Kebumen Dikebut, Mana Saja?

Regional
Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Kerangka Manusia Berpeci di Jalur Pendakian Gunung Slamet Berjenis Kelamin Laki-laki, Usianya 25 Tahun

Regional
7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

7 Pemuda Pemerkosa Remaja 15 Tahun di Babel Ditangkap

Regional
Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncengan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Gagal Menyalip, 3 Bocah yang Berboncengan Motor Tabrak Tiang Listrik, 2 Tewas

Regional
Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Diguyur Hujan Deras, Jalan Protokol di Nunukan Selatan Longsor

Regional
Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Peredaran Uang Palsu di Serang Terbongkar di Warung Madura

Regional
Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Alasan PDI-P Kebumen Usulkan Bambang Pacul Maju Jadi Cagub Jateng

Regional
Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Ini Upaya Pj Gubernur Sumsel Kembalikan Status Bandara SMB II Palembang Jadi Bandara Internasional

Regional
Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK Asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Jatuh Terpeleset dari Kapal, ABK Asal Brebes Tewas Tenggelam di Laut Jawa

Regional
Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Warga Ende yang Hilang Diterkam Buaya Ditemukan Tewas

Regional
Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Manado Hari Ini Senin 6 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Regional
Desa di Purworejo Ini Terbangkan 'Drone' untuk Basmi Hama Wereng

Desa di Purworejo Ini Terbangkan "Drone" untuk Basmi Hama Wereng

Regional
Kisah Pilu Bocah Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat di Ambon, Kurus dan Tinggal Sendirian di Kamar Kos

Kisah Pilu Bocah Diduga Ditelantarkan Kakak Angkat di Ambon, Kurus dan Tinggal Sendirian di Kamar Kos

Regional
Gagalkan Penyelundupan Senpi dan Amunisi ke KKB Papua, 10 Polisi di Ambon Dapat Penghargaan

Gagalkan Penyelundupan Senpi dan Amunisi ke KKB Papua, 10 Polisi di Ambon Dapat Penghargaan

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com