Arie mengatakan, kasus pembunuhan di areal persawahan tersebut pertama kali diketahui oleh suami yang mencari korban ke sawah karena hingga sore hari tidak kunjung pulang ke rumah.
"Ketika sampai di sawah, suami korban awalnya menemukan topi dan tas plastik milik korban di jalan setapak dan pohon. Ia kemudian mencarinya dan menemukan korban dalam posisi meninggal dunia," kata Arie, saat konferensi pers ungkap kasus di mapolres, Selasa (22/3/2022).
Hasil otopsi jenazah korban didapati luka iris pada leher, kedua payudara, dan kemaluan. Selain itu, didapati luka bekas pukulan benda tumpul pada wajah.
Baca juga: Terungkap, Penjaga Kebun Mutilasi Bocah di Lampung gara-gara Tak Suka Korban Cari Durian Jatuh
Polisi yang terus bergerak akhirnya mendapati tersangka telah bersembunyi di areal persawahan Desa Rangimulya, Kecamatan Warureja pada 8 Maret 2022.
"Hasil uji DNA dan hasil profil DNA terdapat kecocokan atau kesamaan antara darah di cutter dan kuku tersangka dengan darah korban yang terdapat pada pakaian korban," kata Arie.
Bersama pelaku turut diamankan sejumlah barang bukti. Seperti tas ransel di mana terdapat pisau cutter.
Polisi juga mengamankan potongan kuku dan sampel darah tersangka.
Meski demikian, polisi masih menunggu hasil pemeriksaan kejiwaan tersangka karena tersangka selalu bungkam saat diinterogasi.
Diungkapkan, tersangka tidak memiliki tempat tinggal, tapi selalu berpindah pindah ke gubug areal sawah.
Baca juga: Polisi Periksa 12 Saksi Terkait Kasus Mutilasi di Tegal
Tersangka diketahui warga Banjarnegara, tapi pindah ke Riau sejak 2016. Kemudian, sejak 2018 meninggalkan Riau hingga akhirnya melakukan pembunuhan di Tegal.
"Keluarga tidak pernah komunikasi dengan tersangka selama empat tahun. Penuturan keluarga tersangka cenderung pendiam," pungkas dia.