DK lulusan salah satu SMK di Limbangan dan orangtuanya bekerja sebagai petani.
Kebiasaan dia, sebelum wabah Covid-19, latihan memanah di samping rumahnya.
“Harga panahnya informasinya Rp 3 juta. Ia minta dibelikan orangtuanya, dengan alasan mau ikut lomba memanah,” tambah Ponidi.
Menurut Ponidi, DK, jarang sekali jemaah di masjid, termasuk shalat jumat.
Dulu, kata Ponidi, DK pernah ikut pengajian di masjid dan bertanya kepada ustaz, Pancasila itu apa dan apa kegunaan sumpah jabatan.
Ustaz pun menjawab pertanyaan DK seperti pada umumnya.
“Setelah itu, DK tidak pernah ke masjid,” kata Ponidi.
Ponidi menuturkan, sekitar sebulan sebelum DK ditangkap, ada seseorang yang tidak dikenal, mengawasi rumah DK.
Baca juga: Sambut Delegasi G20, Gibran bersama Mangkunegara X Bersihkan Pawedan Pura Mangkunegaran Solo
Orang itu, hampir setiap hari ada di kandang ayamnya, yang terletak di belakang rumah orangtua DK.
“Sekitar 1 bulan sebelum penangkapan, orang asing itu berada di kandang ayam saya, dan mengawasi rumah orangtua DK. Ia juga meminta keterangan kepada kurir barang, setiap ada pengiriman barang ke DK,” ujar Ponidi.
Orang asing itu, sering bertanya kepada dirinya terkait aktivitas DK.
Ia juga meminta keterangan kepada kurir barang, yang mengirim sesuatu ke DK.