KOMPAS.com - Kelompok kecil masyarakat Cia Cia di Kota Baubau sebuah kota di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara diketahui menggunakan aksara Korea sebagai abjad resmi setempat.
Hal ini menjadi keunikan tersendiri karena sebuah daerah kecil di Indonesia justru menggunakan aksara dari negara lain.
Baca juga: Napak Tilas Ratusan Orang Suku Cia Cia Laporo ke Tanah Leluhur
Kebijakan pemerintah Kota Baubau untuk mengadaptasi aksara Korea yaitu huruf hangeul menjadi aksara Cia Cia sempat menjadi sorotan dunia Internasional.
Di balik itu, ternyata ada alasan tersendiri mengapa masyarakat Cia Cia kemudian menggunakan huruf hangeul dalam keseharian mereka.
Baca juga: Gubernur Sultra Bawa Tanah Keraton Buton dan Air Suci Sangia Nibandera Mekongga ke IKN
Dikutip dari laman Jendela Kemendikbud, Bahasa Cia Cia Buton atau Bahasa Buton Selatan adalah sejenis Bahasa Austronesia yang merupakan bahasa tutur dan diketahui tidak memiliki budaya tulis.
Baca juga: Diterjang Gelombang Tinggi, Jalan di Buton Selatan Rusak Berat
Bahasa ini digunakan oleh masyarakat Cia Cia dengan jumlah penutur sekitar 93.000 jiwa.
Adanya tradisi tulis masyarakat Cia Cia hanya ditemukan dalam kutika yang umumnya dimiliki oleh orang yang dituakan dalam masyarakat, yaitu semacam coretan-coretan yang ditorehkan pada sepotong papan kayu atau kertas yang mirip sebagai simbol.
Dilansir dari laman Bobo, sejarah penggunaan huruf hangeul di Cia Cia bermula dari pendapat kalangan peneliti bahasa yang mengatakan bahwa Bahasa Cia Cia memiliki kemiripan dengan Bahasa Korea.
Sebelumnya, usaha pelestarian Bahasa Cia Cia dilakukan dengan menggunakan huruf arab gundul, namun ternyata masih banyak bunyi bahasa yang jika ditulis justru berbeda makna.
Pada akhirnya, kecocokan bunyi Bahasa Cia Cia ketika dituliskan dalam huruf hangeul menjadi alasan dipilihnya penggunaan aksara ini daripada huruf latin yang umum digunakan di Indonesia.
Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan himbauan wali kota untuk mendokumentasikan budaya masyarakat Cia Cia dengan mulai menggunakan aksara Cia Cia.
Hal ini yang menjadi alasan munculnya sejarah penggunaan huruf hangeul di Cia Cia sejak tahun 2009.
Kebijakan pemerintah Kota Baubau untuk mengadaptasi aksara Korea dalam Bahasa Cia Cia ditindaklanjuti dengan himbauan wali kota untuk mendokumentasikan dengan huruf hangeul.
Tak hanya pada naskah budaya, namun huruf hangeul ini kemudian digunakan di penulisan nama-nama jalan, nama sekolah, atau instansi pemerintah.
Selain itu, Huruf hangeul kebijakan pembelajaran muatan lokal untuk belajar bahasa Cia Cia yang mengadopsi aksara Korea.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanPeriksa kembali dan lengkapi data dirimu.
Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.