Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bahasa Cia Cia, Keunikan Budaya Sulawesi Tenggara yang Fasih Menggunakan Aksara Korea

Kompas.com - 20/03/2022, 15:43 WIB
Puspasari Setyaningrum

Editor

KOMPAS.com - Kelompok kecil masyarakat Cia Cia di Kota Baubau sebuah kota di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara diketahui menggunakan aksara Korea sebagai abjad resmi setempat.

Hal ini menjadi keunikan tersendiri karena sebuah daerah kecil di Indonesia justru menggunakan aksara dari negara lain.

Baca juga: Napak Tilas Ratusan Orang Suku Cia Cia Laporo ke Tanah Leluhur

Kebijakan pemerintah Kota Baubau untuk mengadaptasi aksara Korea yaitu huruf hangeul menjadi aksara Cia Cia sempat menjadi sorotan dunia Internasional.

Di balik itu, ternyata ada alasan tersendiri mengapa masyarakat Cia Cia kemudian menggunakan huruf hangeul dalam keseharian mereka.

Baca juga: Gubernur Sultra Bawa Tanah Keraton Buton dan Air Suci Sangia Nibandera Mekongga ke IKN

Sejarah Penggunaan Huruf Hangeul di Cia Cia

Dikutip dari laman Jendela Kemendikbud, Bahasa Cia Cia Buton atau Bahasa Buton Selatan adalah sejenis Bahasa Austronesia yang merupakan bahasa tutur dan diketahui tidak memiliki budaya tulis.

Baca juga: Diterjang Gelombang Tinggi, Jalan di Buton Selatan Rusak Berat

Bahasa ini digunakan oleh masyarakat Cia Cia dengan jumlah penutur sekitar 93.000 jiwa.

Adanya tradisi tulis masyarakat Cia Cia hanya ditemukan dalam kutika yang umumnya dimiliki oleh orang yang dituakan dalam masyarakat, yaitu semacam coretan-coretan yang ditorehkan pada sepotong papan kayu atau kertas yang mirip sebagai simbol.

Dilansir dari laman Bobo, sejarah penggunaan huruf hangeul di Cia Cia bermula dari pendapat kalangan peneliti bahasa yang mengatakan bahwa Bahasa Cia Cia memiliki kemiripan dengan Bahasa Korea.

Papan nama dengan aksaran Korea di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.Tangkapan Layar Youtube KompasTV Papan nama dengan aksaran Korea di Pulau Buton, Sulawesi Tenggara.

Sebelumnya, usaha pelestarian Bahasa Cia Cia dilakukan dengan menggunakan huruf arab gundul, namun ternyata masih banyak bunyi bahasa yang jika ditulis justru berbeda makna.

Pada akhirnya, kecocokan bunyi Bahasa Cia Cia ketika dituliskan dalam huruf hangeul menjadi alasan dipilihnya penggunaan aksara ini daripada huruf latin yang umum digunakan di Indonesia.

Hal ini kemudian ditindaklanjuti dengan himbauan wali kota untuk mendokumentasikan budaya masyarakat Cia Cia dengan mulai menggunakan aksara Cia Cia.

Hal ini yang menjadi alasan munculnya sejarah penggunaan huruf hangeul di Cia Cia sejak tahun 2009.

Penggunaan Huruf Hangeul di Fasilitas Publik Kota Baubau

Kebijakan pemerintah Kota Baubau untuk mengadaptasi aksara Korea dalam Bahasa Cia Cia ditindaklanjuti dengan himbauan wali kota untuk mendokumentasikan dengan huruf hangeul.

Tak hanya pada naskah budaya, namun huruf hangeul ini kemudian digunakan di penulisan nama-nama jalan, nama sekolah, atau instansi pemerintah.

Seorang guru di SMA Negeri 6 Baubau tengah mengajar Bahasa Cia Cia menggunakan huruf hangeul.Tangkapan Layar Youtube KompasTV Seorang guru di SMA Negeri 6 Baubau tengah mengajar Bahasa Cia Cia menggunakan huruf hangeul.

Selain itu, Huruf hangeul kebijakan pembelajaran muatan lokal untuk belajar bahasa Cia Cia yang mengadopsi aksara Korea.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.

Terkini Lainnya

30 Orang Jadi Tersangka Kerusuhan Pohuwato yang Hanguskan Kantor Bupati Gorontalo

30 Orang Jadi Tersangka Kerusuhan Pohuwato yang Hanguskan Kantor Bupati Gorontalo

Regional
6 Hektar Lahan di Badau Belitung Terbakar, Asap Selimuti Jalan, Jarak Pandang Terbatas

6 Hektar Lahan di Badau Belitung Terbakar, Asap Selimuti Jalan, Jarak Pandang Terbatas

Regional
Kabar Terkini Kasus 'Bullying' di Cilacap: 2 Pelaku Jadi Tersangka

Kabar Terkini Kasus "Bullying" di Cilacap: 2 Pelaku Jadi Tersangka

Regional
Warga Aceh Timur yang Mengungsi akibat Bau Gas PT Medco Bertambah Jadi 678 Orang

Warga Aceh Timur yang Mengungsi akibat Bau Gas PT Medco Bertambah Jadi 678 Orang

Regional
Hadiri Tradisi Pengulasan Golok Ciomas, Al Muktabar Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya Banten

Hadiri Tradisi Pengulasan Golok Ciomas, Al Muktabar Ajak Masyarakat Lestarikan Budaya Banten

Regional
Kisah Pekerja Migran Asal Lombok, 3 Bulan Tak Ada Kabar, Pulang dalam Kondisi Lumpuh

Kisah Pekerja Migran Asal Lombok, 3 Bulan Tak Ada Kabar, Pulang dalam Kondisi Lumpuh

Regional
3 Siswa SD di NTT Mengaku Diminta Kepsek Jilat Tembok dan Makan Kertas, Orangtua Lapor ke Polisi

3 Siswa SD di NTT Mengaku Diminta Kepsek Jilat Tembok dan Makan Kertas, Orangtua Lapor ke Polisi

Regional
Kondisi Terkini Korban 'Bullying' di Cilacap, Polisi: Tadi Malam Korban Merasa Sesak

Kondisi Terkini Korban "Bullying" di Cilacap, Polisi: Tadi Malam Korban Merasa Sesak

Regional
Dendam karena Diputus, Pria di Batam Sebar Video Asusila Mantan Pacar

Dendam karena Diputus, Pria di Batam Sebar Video Asusila Mantan Pacar

Regional
Perahu Muatan Bibit Sawit Karam di Sungai Indragiri Hilir Riau, 2 Orang Hilang

Perahu Muatan Bibit Sawit Karam di Sungai Indragiri Hilir Riau, 2 Orang Hilang

Regional
15 Hari Jelang MotoGP 2023, Tiket Sudah Terjual 20.000 dari Target 60.000

15 Hari Jelang MotoGP 2023, Tiket Sudah Terjual 20.000 dari Target 60.000

Regional
Anas Urbaningrum: 2 Poros Pilpres 2024 Sulit Direalisasikan

Anas Urbaningrum: 2 Poros Pilpres 2024 Sulit Direalisasikan

Regional
Kisah Dokter Chandra, Anak Kampung Pedalaman Jambi yang Jadi Tim Dokter Kepresidenan

Kisah Dokter Chandra, Anak Kampung Pedalaman Jambi yang Jadi Tim Dokter Kepresidenan

Regional
Sebar Berita Hoaks Meresahkan via Grup WA, Tukang Bangunan di Kupang Ditangkap

Sebar Berita Hoaks Meresahkan via Grup WA, Tukang Bangunan di Kupang Ditangkap

Regional
Tim SAR Lakukan Pencarian 5 Awak Kapal yang Hilang di Perairan Bangka Belitung

Tim SAR Lakukan Pencarian 5 Awak Kapal yang Hilang di Perairan Bangka Belitung

Regional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com