Menurut Syarkoni, M. Psi., Psikolog Klinis RSUD. Siti Fatimah Provinsi Sumatera Selatan dan sekaligus pengurus Himpunan Psikologi Indonesia (Himpsi) wilayah Sumatera Selatan, banyak faktor yang berpotensi memicu emosi seseorang menjadi labil, salah satunya stres.
Kondisi stres, katanya, adalah reaksi tubuh terhadap stresor psikososial (tekanan mental atau beban kehidupan.
"Pada tahap stres berat, perilaku seseorang akan merespon secara agresi, baik secara verbal ataupun tindakan. Bahkan sampai menyerang, merusak, melukai atau membunuh seseorang, lingkungan, objek atau situasi yang menyebabkan seseorang mengalami tekanan mental tersebut," katanya kepada Kompas.com.
Hal itu menjadi semakin tak terkendali apabila subyek itu tidak memiliki kemampuan untuk mengatasi dan menerima masalah itu, dan beradaptasi dalam mencari solusi permasalahan yang dialaminya.
Sementara itu, lanjut Syarkoni, apabila masyarakat bertemu dengan seseorang dalam kondisi itu, sebaiknya tetap menjaga jarak aman dan bila perlu berusaha melakukan komunikasi dengan harmonis untuk menenangkan.
"Dengan berkomunikasi yang harmonis bisa menangkan emosi dan bisa mencari atau mengetahui sumber permasalahan atau faktor stressor yang dialami orang tersebut," pungkasnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.